Contoh Puisi Pahlawan Tanpa Tanda Jasa, Menyentuh Hati

Puisi pahlawan – Pahlawan bukan hanya orang yang telah gugur dalam medan perang. Namun, pahlawan adalah seseorang yang sudah melakukan sesuatu tanpa tanda jasa atau tanpa mengharap imbalan apapun. Selain itu, sosok pahlawan pasti memiliki sikap rela berkorban baik itu bagi tanah air atau bagi sesuatu yang sangat dicintai.

Memang tidak ada barang atau apapun yang bisa membalas jasa pahlawan. Namun, Anda bisa memberikan sebuah puisi pahlawan untuk mereka yang pernah memberikan sesuatu yang berharga dalam hidup. Memang sebuah puisi bukanlah barang yang mahal atau barang yang mewah.

Tapi, arti dan makna dari puisi tersebut bisa membuat hati bahagia. Bukan hanya bahagia saja, tapi kata-kata dalam puisi tersebut bisa menghilangkan rasa sakit, letih dan kesal yang diderita. Pahlawan bukan hanya orang yang sudah meninggal, orang yang masih hidup juga bisa dikatakan sebagai pahlawan jika mereka pernah berkorban. Misalnya seperti orang tua, guru dan lain-lain. Nah, berikut beberapa puisi yang bisa Anda berikan.

Puisi Tentang Pahlawan Indonesia

puisi tentang pahlawan indonesia
made-blog.com

Tidak ada hal yang lebih indah daripada doa yang di panjatkan untuk para pahlawan nasional yang telah gugur. Doa yang tulus berupa puisi pahlawan ini sangat layak diberikan untuk mereka yang mengabdi pada ibu pertiwi. Bukan karena pengorbanan mereka saja. Namun, karena kemuliaan hatinya yang ingin melindungi negeri ini.

Bahkan mereka berani untuk menentang maut saat melindungi ibu pertiwi. Untuk membalas jasa pahlawan yang telah gugur, Anda bisa memberi rangkaian kata-kata indah. Nah, berikut beberapa puisi yang bisa Anda berikan.

Marsinah, Surga Untukmu

*****

Marsinah, siapa itu?

Apakah ia adalah sosok yang cantik dengan bibir merahnya?

Apakah ia adalah sosok yang membuat perubahan dalam negeri dongeng?

Ataukah seseorang yang keberadaannya hanya dalam dunia fiksi?

Oh Marsinah, hanyalah seorang buruh pabrik bayaran! Merakit jaring laba-laba pada tembok dengan penuh harapan

Menata jerami dan memintal benang, apakah yang kau katakan itu benar Marsinah!

Bahwa kau tidak kompromi!

Dengarlah sebuah nyanyian yang sunyi

Saling melebur melawan para penguasa yang kongkalikong

Kau marsinah bukanlah artis penjual berita murahan! Tapi mengapa mereka sangat pandai membuat berita tentangmu?

Katanya kau hanyalah buruh perempuan yang bercerita kesedihan

Dan katanya kau hanyalah perempuan penuh darah dan air mata

Hingga menodai seluruh tubuhmu yang lemah itu

Tanganmu kerap menggenggam kerikil tajam yang siap menghunus setiap nadimu

Tapi apa yang kau bisa Marsinah?

Tapi kau tak pernah peduli tentang siapa dirimu itu

Yang ku tahu kau adalah wanita pembela rakyat kecil sepertiku

Tapi mengapa kebenaranmu hanya membawa petaka bagimu?

Andai kau tetap hidup, aku akan bercerita tentang keadaan negeri yang carut marut ini

Tentang bagaimana alam yang sudah bosan dengan tingkah manusia

Dia yang burujung pada kematian

Dia yang tak pernah terlupakan sampai kapanpun!

Yang bahkan hingga saat ini belum menuai keadilan

Marsinah, damailah bersamamu

*****

Sepucuk Puisi Untuk Pahlawan Negeriku

*****

Demi bangsa tercinta ini

Demi negeri ini

Dan demi jiwa yang juga rindu akan kebebasan berdemokrasi

Kemerdekaan yang abadi namun tak berarti

Rela kau taruhkan nyawa hingga maut berada di depan mata

Tapi mengapa? Kau bilang itu hanya hiburan!

Raut wajah kusammu tak ada segelintir pun rasa takut padanya

Oh Pahlawanku

Hari-harimu kau habiskan dengan pembantaian dan pembunuhan

Hingga bunga api menghias sisi gelapmu

Bahkan tak jarang darah membasahi tubuhmu

Kaki telanjang itu menghantarkanmu pada lawan yang harus dibunuh

Namun, semua itu tidak dapat meruntuhkan kobaran semangat juangmu

Bambu runcing ini sebagai senjatamu untuk melawannya

Doa sebagai benteng pertahananmu yang sangat kuat

Dan Tuhan sebagai kawan dalam kemenangan kelak

Lalu surga sebagai tempat peristirahatanmu kelak

Bunga, ku letakkan di atas damaimu sebagai lambang suci perjuanganmu dahulu

Karena perjuanganmu ini

Aku mampu menulis bait-bait puisi yang indah walau terkadang terpenjarakan

Taukah kau wahai pahlawanku

Bunga tumbuh bermekaran setiap tahun dan akan layu pada saatnya tiba

Yah… bahwa hidup selalu akan ada masanya tersendiri

Namun tidak dengan perjuanganmu yang tulus itu

Ia akan tetap tumbuh dengan indah

Ia akan tetap hidup dengan tenang

Meski raga sudah terlepas dari jiwa

Ia akan selalu ada!

Jadi… tak perlu meraung bahwa itu akan selalu ada

Selamat jalan wahai pahlawanku

Salam untuk Tuhan yang maha pengasih

*****

Bung Karno, Berilah Aku Pemuda

*****

Wahai Bung Karno!

Aku bersumpah di depan wajahmu

Bertanya perihal tentang Indonesia saat ini

Hei Bung Karno!

Katamu berilah para pemuda niscaya akan kau getarkan semeru

Hei Bung Karno saat ini para pemuda hanyalah menang gengsi

Bagaimana mereka bisa menghancurkan dunia dengan bijak?

“Maka berilah aku orang yang tua” katamu

Hei Bung Karno!

Kini orang tua hanya bisa bersedih melihat anaknya bermain

Hei Bung Karno!

Nyenyakkah kau tidur dalam keabadianmu?

Maafkan daku yang telah mengganggu peristirahatanmu

Aku hanya ingin bercerita bahwa pemuda tidak bisa berjalan sama dengan waktu

Hei Bung Karno!

Aku bersimpuh pada makammu ini

Tuk tebarkan kembang dengan kasih yang sangat letih

Hei Bung Karno!

Ku tanyakan lagi padamu, nyenyakkah tidur dalam keabadianmu itu?

Inikah yang disebut dengan nyanyian kecewa?

Hei Bung Karno!

Aku bersumpah pada makammu ini

Ku katakan padamu “maaf aku menangis dalam pangkuan tidur panjangmu”

Namun aku tak bisa tuk berdusta padamu

Hei Bung karno!

Nyenyakkah kau tidur dalam keabadianmu itu?

Bilakah mimpi itu menjadi nyata?

*****

Malam Terjaga

*****

Kusampirkan gundahku pada kegelapan malam ini

Gelapnya tanpa cahaya bintang-bintang

Sebelum mereka melihatnya telah ku habiskan rasa rindu ini sebelum asa memutus

Sebelum fajar menyingsing hari ini

Tombakku sudah terlebih dahulu sigap

Langkahku dan mereka

Siap menyergap siapa aja yang menghalau langkah kami

Ku menangis duka oleh pesanmu yang telah bersemayam

Pada jiwa dan ragaku

Diujung hidupku ini tak sudi aku berbagi tawa denganmu

Lidahku lebih memilih untuk bisu

Mataku memilih untuk buta

Bukan hina nafasku untuk ibu pertiwi

Apa jadinya nona jika ku mati dalam medan perang?

Masihkah kau setia denganku?

Masihkah kau setia dengan negeriku ini?

Aku tak pernah mengharap lebih dan memaksakan kehendakmu itu!

Karena bagaimanapun aku sangat mencintai bangsaku ini

Pahlawan sejati ialah yang rela berkorban demi apapun untuk bangsanya!

Jadi tema kau dalam setiap langkahku

Di ujung senja itu akan ada sebuah kemenangan yang indah

Yang akan kusebut dengan kemerdekaan

Siapapun yang ingin merusaknya

Bersiaplah akan ku bunuh jiwa pengecut itu!

Hingga tak lagi berdetak

Pahlawanku aksaraku

Berhenti bukan berarti ia mati

Maju berperang bukan berarti untuk menyiksa diri

Tak berharap tepuk tangan dengan lakon sandiwara

Yang hanya berdiam diri untuk menunggu kisah selanjutnya

Darah, keringat dan air mata tidak bisa dibeli

Oleh mutiara di dasar laut yang sunyi

Tetesan air matanya dengan lantang mengalir ke hilir itu

Menuju tempat terindah di muka bumi ini

Tang tak lain adalah sebuah nirvana

Sampaikan pesan dan ilahi bahwa aku akan kembali padamu

Tak pernah berharap belas kasih

Tak butuh juga kisah klasik tenang sandiwara yang sedih

Pahlawan pada akhirnya akan menjemput janji

Di ujung tombak pada kematian yang hakiki

Istana dan selir-selir duduk manis menantimu

Di singgasana yang terbuat dari emas

Kemenangan ada di jalan sang maha besar

Kini sudah tak terbendung lagi.

*****

Puisi Pahlawan Tentang Ayah dan Ibu

puisi pahlawan tentang ayah dan ibu
www.hipwee.com

Mengapa sosok ibu dan ayah disebut pahlawan. Ya, hal ini dikarenakan mereka telah memberikan segala sesuatu yang Anda butuhkan. Selain itu, mereka juga telah berjuang untuk membahagiakan dan memberikan semua yang Anda inginkan. Jadi, tidak ada lagi alasan bahwa mereka tidak layak disebut dengan pahlawan.

Meski mereka masih hidup dan sehat hingga saat ini, tapi mereka sangat layak disebut dengan sosok pahlawan tanpa tanda jasa. Mereka tidak pernah meminta imbalan atas pengurusan Anda sejak kecil hingga dewasa. Nah, kini saatnya Anda memberikan yang terbaik untuk mereka. Berikut beberapa contoh puisi yang bisa Anda berikan.

Ramona

*****

Untuk mengingatmu wahai ibuku tercinta

Kupanggil engkau dengan sebutan Ramona

Tak perlu ku baca setiap kalimat gugur bunga di taman

Di setiap helai rambut putihmu itu

Dan pada angka kalendar yang ku gantungkan pada dinding kamarku ini

Yang telah jatuh di kelopak matamu

Aku teringat akan kenangan manis Bu

Saat malam hari aku bersujud dalam gerimis

Pada setiap air mata perempuan yang jatuh itu

Telah menggadaikan setiap mimpi-mimpinya

Di samudera tanpa arah dan peta

Tanpa jaminan suatu apapun

Untuk kembali pada yang namanya menganak-panakkan ini

Mimpi yang akan ditebus oleh perempuan dengan air matanya

Tapi sudah lah 

Barangkali aku tak akan mengingat semua  itu

Siapa yang akan peduli? Terangku

Bu saat ini aku sedang merantau jauh

Doakan anakmu agar mampu selalu membahagiakanmu

Aku sangat rindu bau  masakanmu bu

Bau itu adalah aroma surga yang pernah ku kenal

Aku ingin kau mengusap rambutku lagi seperti dahulu

Dan aku akan berpura-pura tidur dalam pangkuan hangatmu

Akan tetapi

Malam kini menghajarku dengan rasa rindu

Dan mengganti kesepianku ini

Dan ku lukis wajahmu di sebidang kanvas puisi pahlawan

Lalu waktu dengan tidak sopannya merampas semua itu

Pada usiaku yang beranjak dewasa

Bu usia bukanlah sebuah patokan

Banyak sekali orang yang sudah berumur

Namun pikirannya masih seperti anak-anak

Sebaliknya bu, banyak juga orang yang belum cukup umur

Tapi pemikirannya begitu mengguncangkan dunia ini

Dari rahimmu yang suci itu Bu

Lalu semua janin diberangkatkan ke muka bumi

Dengan kesakitan yang sama 

Bersama tangis harumu

Bersama darah yang mengalir

Maka lahirlah sebuah kebahagiaan yang mengguncangkan hati

Yang kau sebut sebagai “Anakku”

*****

Ayah Laki-Laki Terhebat

*****

Ayahku yang tersayang

Perasaan apa yang sedang merasuki hati dan pikiranku ini

Relung hatiku teringat pada wajah tuamu itu

Kulit yang mulai keriput dan perlahan menua

Langkah kaki yang sudah tak kuat seperti kala dahulu itu

Rasa sesak membiru meronta kesakitan seolah ingin keluar untuk menemanimu

Melihat wajah senjamu membuat hatiku redam dan terdiam

Rasanya sangat sulit bagiku ayah untuk mengatakan

Bahwa aku sangat mencintaimu dan tidak ada lelaki sehebat dirimu

Ayahku tercinta

Sehat-sehatlah selalu kau di sana, aku selalu berdoa agar tuhan menjagamu

Memberi umur panjang, kesehatan serta rezeki yang lancar

Ayahku tercinta

Maukah kau menghabiskan waktumu bersama ibu?

Ayah tak bisa ku bayangkan jika aku dan ibu hidup tanpamu

Pasti ibu akan menangis tersedu begitupun aku

Aku tak akan mampu menghapus kesedihan ibu yang mendalam ini

Ayahku tercinta

Marilah kita bersama-sama memikirkan masa depan yang cerah bersama ibu

Memperbaiki diri menjadi lebih baik dari pada sebelumnya

*****

Puisi Ibuku Sayang

*****

Ibu saat ini aku bukanlah anak kecil lagi

Yang dahulu kau timang-timang

Kau memanjakanku, mengajariku berbicara dan kau juga yang mengajarkanku berjalan

Hingga pada akhirnya aku bisa berjalan di atas semua keindahannya

Aku kini berada di suatu tempat dimana aku diajarkan untuk mendekati tuhan dengan baik

Belajar tentang segala firmannya

Rindu?

Tentu saja kau sangat merindukanmu

Akan tangan lembutmu yang selalu mengusap kepalaku

Lagu pengantar rindu yang mengantarkanku tidur terlelap

Dalam pelukan hangat senjamu itu

Aku baru tahu sandiwara dunia ini

Yah memang sangat sulit tuk dipahami

Tapi harus dihadapi meski mengurai air mata dan sepi

Ibuku tersayang

Anakmu ini merindu dan sangat merindukanmu

Aku sangat mencintaimu ibu

Dan tetaplah kau bersamaku

Inilah sajak untukmu Bu

Aku sedang merantau jauh Bu

Kota ini memaksaku untuk bersahabat dengan malam yang gelap

Dan keadaan siang aku acuhkan

Dengan tidur yang amat panjang

Berteman dengan mimpi yang entah kapan akan berakhir

“Aku di sini sedang merantau Bu” bisikku pada fajar yang merah itu

Harapanmu Bu yang selalu berlagu hingga perasaan dan pikiranku memberontak

Bahkan aku benci takdir

“Pulanglah anakku” katanya padaku

Urat nadi dan jantungku seketika berhenti

Membayangkan raut wajahmu

Ringkik badan kurusmu Bu

Hingga rambutmu perlahan memutih

Maafkan anakmu ini Bu

Doakan aku agar bisa menggenggam mimpi itu Bu

*****

Puisi Teruntuk Ibuku yang Tangguh

*****

Aku terjatuh di atas rumput yang kering

Aku hanya bisa diam seribu bahasa

Membayangkan dirimu yang begitu hebatnya

Setiap langkahku pun tak sehebat dirimu

Walau aku hanya seorang perempuan

Sedikitpun kau tak pernah gentar melawan kejamnya dunia ini

Kau terjang dan hadapi dengan penuh asa yang memar di dalam jiwa

Tak ada kata lelah ataupun keluh kesah yang kau tuturkan

Karena hidup adalah sebuah perjuangan

Hingga nanti akan ada keindahan yang lekas bersemi dalam sejarah hidup

Ibuku tolong mengertilah

Akan selalu ada keindahan yang tertuai oleh ramah-tamah kelak

Akan selalu ada rasa kesal yang terpecah menjadi sebuah amarah

Karena tuhan akan selalu berada di sisimu

Hingga semua langkah-langkah kecilmu itu menjadi sangat berarti.

*****

Baca Juga Pengertian Kompetensi

Pahlawan merupakan seseorang yang rela berkorban untuk melindungi sesuatu. Entah itu negara, keluarga bahkan harkat dan martabat. Namun yang disebut dengan pahlawan bukanlah seseorang yang gugur dalam  medan perang saja. Tetapi semua orang yang rela mengorbankan segenap jiwa raganya untuk sesuatu hal.

Misalnya seperti orang tua yang berkorban untuk anak-anaknya, guru yang memberikan ilmu tanpa pamrih dan lain-lain. Oleh karena itu mereka layak disebut sebagai pahlawan. Tentu saja Anda harus menghargai mereka dan memberikan yang terbaik untuknya. Salah satu caranya yaitu dengan memberi puisi pahlawan.

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.