Peta Papua: Asal-Usul, Fakta Unik, Budaya, Tarian Adat

Peta papua – Seperti yang terlihat di peta, pulau Papua merupakan pulau paling luas yang ada di Indonesia. Menempati posisi kedua setelah Greenland sebagai pulau terluas di dunia, Papua memiliki luas wilayah sekitar 808.105 persegi. Dengan luas wilayah tersebut, populasi penduduknya mencapai 13 juta jiwa dengan kepadatan penduduknya mencapai 17/km persegi.

Dibagian peta Indonesia letak peta Papua terletak dibagian paling timur dari Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dari peta ini pula Anda dapat dengan mudah melihat batas-batas wilayah dari pulau ini. Yang mana bagian utara berbatasan dengan Australia, sedangkan bagian timur berbatasan dengan Papua Nugini.

Di pulau ini juga terdapat gunung tertinggi di Indonesia bernama Gunung Jaya Wijaya. Sejarah mengenai Papua memang tak bisa dilepaskan dari masa lalu Indonesia. Dahulunya daratan Papua merupakan hutan belantara yang begitu rimbun.

Layaknya sebagian besar pulau-pulau Indonesia lainnya, penduduk Papua berasal dari daratan Asia yang bermigrasi dengan menggunakan kapal laut. Meskipun masih begitu banyak masyarakat luar yang mengaitkan wilayah Papua dengan kehidupan primitive, namun hal tersebut tak lantas membuat para wisatawan malas berkunjung ke Papua.

Bahkan dengan begitu banyaknya keindahan alam yang ditawarkan, sekarang destinasi wisata Papua mampu bersaing dengan daerah-daerah lainnya.

Asal Usul Nama Pulau Papua

asal usul nama pulau papua

Asal muasal dari nama Papua memiliki sejarah yang cukup panjang. Dahulunya di dalam peta sama sekali tidak tertulis nama Papua namun lebih dikenal dengan irian yang kemudian berkembang menjadi Irian Jaya dan akhirnya menjadi Papua. Di bawah ini beberapa ulasan mengenai perkembangan dan asal usul dari nama pulau Papua:

  • Papa-Ua

Pada tahun 1646 Kerajaan Tidore menyebut Papua dengan sebutan nama Papa-Ua yang jika dalam bahasa Tidore artinya tak menyatu atau tak bergabung. Sedangkan menurut bahasa melayu artinya adalah berambut keriting.

Dan kabarnya masyarakat Papua sendiri menyetujui nama tersebut karena memang sesuai dengan keadaan mereka yang mayoritas memiliki rambut keriting, kulit hitam dan sering juga berbeda dengan masyarakat dari kerajaan tidore. Namun masyarakat Papua tidak setuju jika arti dari kata Papua dijadikan sebagai bahan olokan maupun ejekan.

  • Nieuw Guinea

Pada tahun 1511 seorang pelaut yang bernama Antonio d’Arbau menyebut Papua dengan nama Os Papuas atau Ilha de papo. Selanjutnya disusul oleh seorang pelaut yang berasal dari Spanyol bernama Don Jorge de Menetes yang menyebutnya dengan nama Papua.

Pada tahun berikutnya tepatnya 1528 pimpinan armada laut dari Spanyol yakni Alvaro de Savedra menyebutkan jika Pulau Papua sebagai Isla de Oro atau memiliki arti pulau emas. Lanjut pada tahun 1545 pelaut Spanyol selanjutnya bernama Inigo Ortiz de Retes menyebut pulau ini dengan nama Nueva Guinee. 

Nama Papua dan Nueva Guinea ini mampu bertahan hingga dua abad lamanya. Kemudian dengan tiba-tiba Belanda datang di Indonesia yang kemudian mengubah nama ini menjadi Nieuw Guinea, dan kemudian diubah lagi menjadi Nederlands Nieuw Guinea pada tahun 1956.

  • Irian

Peta Papua yang sebelumnya memiliki nama Irian ini juga menyimpan sejarah. Pada tahun 1950, terbentuk sekolah bestuur yang didirikan oleh seorang Residen JP Van Eechoud. Sekolah bestuur ini dibentuk dengan tujuan untuk meneliti budaya dan juga sejarah Papua dan diketuai oleh Frans Kaisepo.

Pada sebuah rapat yang digelar oleh Frans, ia mengganti nama Nieuw Guinea dengan nama Irian. Kata tersebut ia temukan dari sebuah mitos Manseren Koreri yang memang sudah begitu terkenal di masyarakat Biak. Kata irian sendiri merupakan gabungan dari dua kata yakni Iri yang berarti tanah dan An yang berarti panas. 

Hingga pada tanggal 16 Juli 1946 Frans Kaisepo resmi mendeklarasikan nama Irian yang juga memiliki arti politik yakni Ikut Republik Indonesia Anti Nederlands. Hal tersebut juga ternyata dimuat dalam sebuah buku berjudul PEPERA 1969 pada tahun 1972 halaman 107 hingga 108.

  • Papua

Pada saat jayanya masa pemerintahan reformasi, nama Irian Jaya yang sebelumnya sudah ditetapkan pada masa orde baru mengalami pergantian kembali. Mayoritas masyarakat yang meminta untuk dilakukan perubahan terkait dengan nama Irian Jaya.

Kemudian pada tanggal 1 Januari tahun 2000 Presiden Abdurrahman Wahid secara resmi mengganti nama Irian Jaya dengan nama Papua tepatnya pada acara menyambut tahun baru. Nama tersebut bukan tanpa pertimbangan, namun diambil berdasarkan pemberian dari Kerajaan tidore sejak tahun 1800-an yang masih tetap berlaku hingga saat ini.

Fakta Unik Papua

fakta unik papua
www.idntimes.com

Peta Papua memang terlihat begitu luas dan terbagi atas beberapa wilayah, maka tak heran jika keragaman budayanya menjadi sebuah melting pot kebudayaan yang ada di Indonesia. Papua juga memiliki beberapa fakta unik dan menarik lho, simak penjelasan berikut:

  • Penduduknya

Ternyata, Papua memiliki penduduk yang begitu beragam. Terdapat sebuah data yang menyebutkan jika jumlah penduduk asli Papua hanyalah separuhnya atau kira-kira 52% saja, sedangkan sisanya merupakan non Papua.

Dari jumlah tersebut dapat disimpulkan jika perbandingannya adalah fifty-fifty. Keadaan tersebut juga lah yang mempengaruhi beragamnya budaya Papua. Ketika Anda bertandang ke Papua dan tinggal disana, maka sedikit banyak Anda juga akan  menjumpai sedikit banyak budaya Sulawesi, Maluku hingga Jawa.

Wilayah Papua yang terbagi menjadi 3 provinsi dan beberapa kabupaten ini menjunjung tinggi nilai kerukunan dan toleransi. Meskipun memiliki penduduk yang berbeda-beda keyakinan, namun tak usah khawatir karena Papua selalu menjadi tempat yang kondusif untuk beribadah.

  • Suku dan Bahasa

Masyarakat asli dari Papua sendiri sudah terbagi menjadi ratusan suku yang masing-manis dari suku tersebut memiliki bahasa sendiri. Jumlah bahasa yang ada di Papua diperkirakan bisa mencapai 300 bahasa. Oleh karenanya, beberapa ahli bahasa menyebutkan jika 1/5 bahasa dunia ada di Papua.

Karena begitu beragamnya bahasa daerah yang ada, maka bahasa yang digunakan untuk acara-acara adalah bahasa Indonesia yang cenderung baku. Bahkan masyarakat Papua yang berada di daerah terpencil bahkan di atas gunung atau di dalam lembah pun mampu menguasai bahasa Indonesia dengan cukup baik.

  • Sempat Menjadi Wilayah Perah Pada Perang Dunia 2

Nampaknya tidak banyak orang tahu, jika Papua pernah menjadi daerah perang Pasifik pada tahun 40-an. Pulau Papua yang memang begitu besar tersebut menjadi rebutan antara tentara sekutu Amerika dengan tentara Jepang.

Ditemukan banyak sekali bekas peninggalan perang seperti kendaraan dan juga senjata yang sekarang menjadi saksi bisu sejarah di Papua. Terdapat pula kalung pengenal tentara Amerika yang meninggal, dan kemudian dijadikan sebagai souvenir unik untuk pemuda tanah Papua tahun 90an. Proses penemuan kalung tersebut dilakukan dengan cara menggali tanah.

  • Papua Bukan Hanya Raja Ampat

Keindahan Raja Ampat yang memang sudah begitu terkenal di seluruh dunia tampaknya sedikit membutakan orang terhadap keindahan lain yang dimiliki Papua. Jika dilihat dari peta Papua sendiri terdapat keindahan lain seperti Teluk Triton, Daun Sentani, Lembah Baliem, dan juga Taman Nasional Teluk Cendrawasih.

  • Pinang

Budaya mengunyah pinang memang sudah begitu melekat di masyarakat Papua. Layaknya mengunyah permen karet, cara makan pinang ini masih dicampur dengan daun sirih dan kapur.

Rasanya yang sempat namun unik menjadikan sensasi tersendiri terutama mereka yang baru berkunjung ke Papua. Sebuah ungkapan menyebutkan “belum ke Papua jika belum makan pinang”. Ketika mengunyah pinang, maka air ludah Anda akan berubah menjadi warna merah.

Itulah sebabnya mengapa pemerintah menyiapkan plastik serta tempat khusus untuk membuat ludah pinang. Masyarakat Papua percaya pinang berfungsi sebagai membersihkan serta menguatkan gigi bagi siapa yang memakannya.

  • Mop

Anda tentunya pernah mendengar ungkapan khas Papua yang berbunyi “epen kaah”, “cupen tooh” yang kemudian menjadi begitu viral di Indonesia karena video unggahan youtube. Video tersebut mulanya berasal dari cerita lucu masyarakat Papua dari mulut ke mulut yang mereka sebut dengan “Mop”.

Budaya tersebut Mop ini memang sudah mendarah daging di Papua sehingga setiap hari selalu ada saja mop baru yang muncul begitu saja. Layaknya stand up comedy mop ini diceritakan secara bergiliran antara teman yang sedang berkumpul.

  • Noken

Noken merupakan tas unik khas Papua yang dibuat dari benang ataupun anyaman dari kulit kayu. Noken merupakan sebuah kewajiban untuk masyarakat sekitar untuk menenteng barang bawaan. Terutama hasil kebun, kayu dan barang lainnya.

Masyarakat Papua khususnya wanita menenteng noken diatas kepala mereka. Noken ini sudah diakui Unesco sebagai warisan dunia asli dari Papua.

  • Salju

Tahukah Anda jika ternyata di Papua juga terdapat salju tepatnya di puncak jaya pegunungan Cartenz? Puncak yang merupakan puncak tertinggi Indonesia ini sudah banyak didaki oleh para ekspedisi pecinta alam untuk bisa menikmati salju di daerah Khatulistiwa.

  • Batik

Tanpa Anda ketahui ternyata Pulau Papua juga memiliki batik yang khas. Batik yang dibuat di tanah ini sebagian besar mengambil corak yang unik dari kekayaan alamnya. Seperti motif burung cendrawasih, ukiran patung dan masih banyak yang lainnya.

Untuk teknik pembuatannya pun sudah menggunakan teknik yang modern dimana harga yang dipatok juga sesuai dengan tingkat kesulitan dan kerumitan proses pembuatannya. Batik khas Papua ini biasanya digunakan untuk membuat seragam-seragam sekolah maupun seragam pada kantor pemerintah setempat.

  • Papua Itu Aman

Banyak sekali orang dari luar pulau Papua yang mengaku enggan berkunjung ke Papua karena menganggap daerah ini merupakan daerah konflik yang penuh dengan kekerasan. Padahal, Papua sama dengan daerah lain yang ada Indonesia yang suasananya relatif aman. 

Hanya sebuah provokasi dan ketidaktahuan lah yang kerap membuat kekerasan terjadi, dan rasanya lumrah karena dimanapun daerahnya sampai saat ini kekerasan juga tetap berlaku terlebih jika adanya sebuah provokasi.

Budaya Papua

budaya papua

Tak perlu diragukan lagi jika kebudayaan Papua memang  begitu melimpah. Beberapa budaya Papua yang bisa Anda ketahui adalah:

  • Rumah Adat

Rumah adat Papua yang paling terkenal adalah Rumah Honai. Berukuran sangat kecil yakni hanya dengan diameter 5 meter dan tinggi 3 meter saja, namun rumah Honai ini mampu menampung 5 hingga 10 orang penghuni.

Bentuknya yang menyerupai jamur, rumah yang terbuat dari bahan alam murni dan tanpa jendela serta hanya terdapat satu pintu pada bagian depan ini memiliki dua lantai di dalamnya.

Lantai satu yang beralaskan tanah digunakan sebagai tempat istirahat sedangkan lantai kedua digunakan sebagai tempat makan, berkumpul, musyawarah dan aktivitas pada siang hari.

  • Pakaian Adat

Sering kali Anda menjumpai bagian dasar peta Papua terpampang dua orang laki-laki dan perempuan yang mengenakan pakaian adat bukan? Untuk jenis pakaian adatnya, antara laki-laki dan perempuan memang memiliki perbedaan.

Pada pakaian adat laki-laki Papua mengenakan kalung yang terbuat dari gigi maupun tulang hewan, atau kalung yang terbuat dari kerang, hiasan rambut dan juga ikat pinggang serta sarung yang berumbai-rumbai.

Sedangkan pada pakaian adat perempuan terdiri dari pakaian berumbai sebagai bawahan dan atasan, kalung dari kerang dan gigi binatang serta aksesoris pelengkap yang lainnya. Secara khusus, pakaian adat Papua terbagi menjadi dua yaitu;

  • Koteka

Koteka merupakan penutup kemaluan yang digunakan oleh kaum pria. Terbuat dari labu yang dikeringkan setelah sebelumnya diambil isinya kemudian dibentuk selongsong dengan menambahkan sebuah kerucut yang menancap ke depan.

Koteka sering disebut dengan nama lain yakni hilon, harim maupun bobbe. Koteka merupakan sebuah pakaian wajib yang harus digunakan sehari-hari terlebih ketika saat diadakan upacara adat. Cara mengenakannya yakni dengan mengikatkan dengan seutas tali pada bagian ujung koteka yang menghadap ke atas.

  • Rok Rumbai

Lain halnya dengan koteka, rok rumbai merupakan pakaian adat Papua yang dikhususkan untuk para wanita. Terbuat dari daun sagu yang sudah dikeringkan dan kemudian disusun menjadi satu, Rok rumbai juga berfungsi sebagai penutup kemaluan bagian bawah.

Ternyata rok rumbai juga bisa digunakan oleh kaum laki-laki pada sebuah acara jika memang diperlukan. Bukan hanya itu saja, terdapat juga beberapa hiasan yang digunakan sebagai pelengkap rok rumbai. Salah satunya adalah hiasan yang terbuat dari burung kasuari.

Tarian Adat

tarian adat
blogkulo.com

Terdapat beberapa tarian adat Papua yang sudah begitu terkenal diantaranya:

  • Tari Musyoh

Merupakan tarian adat Papua yang digunakan pada saat acara sakral, tari musyoh biasa dilakukan ketika terdapat anak atau saudara yang meninggal dengan cara tidak wajar. Hingga perlu dilakukan tarian musyoh yang dipercaya mampu membuat arwah orang yang meninggal menjadi tenang.

  • Tari Sajojo

Tarian adat Papua kedua ini memiliki makna sebagai lambang budaya penduduk Papua yang senang bergaul. Dipentaskan oleh sejumlah penari tanpa ada batasan jumlah dan juga menghiraukan kelamin serta usia, Tari Sajojo sudah ada bahkan sejak tahun 1990-an.

Gerakan dalam tarian ini dilakukan dengan begitu lincah dimana makna dari tarian ini memang menggambarkan kebahagiaan.

  • Tari Yospan

Tari adat berikutnya adalah tari Yospan yang tak kalah lincah dan energik dengan tari Sajojo. Tari ini biasanya dipentaskan ketika terdapat acara-acara resmi layaknya upacara adat maupun saat terdapat acara resmi kesenian budaya. Tari Yospan merupakan gabungan dari dua tari yakni Tari Pancar dan Tari Yosim

  • Tari perang

Yang terakhir terdapat sebuah tari tradisional dengan nama tari Perang. Layaknya namanya, tarian yang satu ini memang menggambarkan tentang kepahlawanan.

Makna lain yang tersirat dalam tari Perang adalah mengenai keberanian dan jiwa kesatria dari seorang pemuda. Tari ini dipentaskan oleh kaum laki-laki dengan menggunakan perlengkapan dan senjata perang yang lengkap.

Senjata Tradisional

senjata tradisional
www.romadecade.org

Papua juga memiliki senjata tradisional yang bernama pisau belati. Bahan dasar untuk membuat pisau belati adalah tulang burung kasturi. Bukan hanya pisau belati saja, karena terdapat juga senjata tradisional lain yakni busur dan juga panah yang terbuat dari bambu dan rotan. Keduanya kerap digunakan sebagai alat untuk berburu.

Baca Juga Peta Indonesia

Demikianlah penjelasan singkat terkait peta Papua, fakta unik, budaya dan dan kebiasaan di masyarakatnya. Papua merupakan bagian dari bangsa Indonesia yang memiliki segudang keindahan yang bisa menjadi daya tarik untuk wisatawan

Meskipun Papua sudah menjadi negara yang maju dan tak tertinggal lagi, namun masih banyak PR untuk pemerintah dan penduduk Indonesia lainnya guna membantu Papua agar lebih maju lagi, kondusif dan juga nyaman untuk ditinggali.

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.