Rumah adat jawa – Jawa adalah salah satu suku terbesar yang ada di Indonesia. Selain mendiami pulau Jawa, suku ini juga tersebar di berbagai tempat lain di Indonesia. Tentu, sebagaimana suku lainnya, suku Jawa juga memiliki tradisi dan ciri khas sebagai pembeda, salah satunya adalah rumah adat.
Ada cukup banyak rumah adat Jawa yang muncul dan menjadi sebuah identitas. Mungkin, cukup banyak awam yang mengetahui bahwa rumah adat yang ada di Jawa hanya rumah joglo saja. Padahal, ada cukup banyak jenis rumah adat Jawa dengan nilai filosofis sendiri dan hingga kini masih bisa ditemukan.
Hal ini dikarenakan luasnya daerah cakupan suku Jawa sehingga masing-masing daerah melahirkan rumah adat mereka sendiri.
Pentingnya Mengenal Budaya Indonesia
Tentu saja, budaya Indonesia bukan hanya rumah adat Jawa tetapi rumah adat tersebut menjadi bagian yang cukup penting dalam kebudayaan Indonesia. Adanya rumah adat dari suku Jawa dan tentu saja suku lainnya, menunjukkan betapa Indonesia sebenarnya sangat kaya dari segi kebudayaan.
Tentu, adalah sebuah kewajiban dari masyarakat Indonesia untuk mengenal budaya negara mereka sendiri. Dengan mengenal kebudayaan Indonesia, maka akan ada kesadaran yang nyata untuk menjaga dan memperjuangkannya.
Bisa dikatakan bahwa saat ini nilai-nilai kebudayaan Indonesia sudah cukup luntur dan tidak dikenal terutama oleh kawula muda. Adanya serangan dari pemikiran modern, kebebasan dan hal lain yang dimunculkan saat ini membuat nilai-nilai kebudayaan menjadi hal yang bisa dikatakan cukup pudar.
Memang, mengenal budaya Indonesia tidak cukup hanya dengan mengetahui rumah adat Jawa dan rumah adat lainnya. Namun, minimal, ada kekayaan Indonesia berupa rumah adat dari berbagai suku yang mendiami Indonesia yang dipahami dan nantinya bisa dilestarikan.
Beragam Rumah Adat Jawa yang Perlu Diketahui
Sebagaimana disinggung di awal bahwa ada cukup banyak rumah adat dari suku Jawa yang menjadi ciri dan identitas suku ini. Setiap rumah adat dari suku Jawa memiliki bentuk yang unik dan berbeda-beda serta nilai filosofis yang berbeda pula.
Adapun beberapa rumah adat Jawa yang perlu diketahui lengkap dengan penjelasannya adalah sebagai berikut:
Rumah Adat Badui
Badui adalah suku Jawa yang tinggal dan menetap di wilayah Banten. Mereka dikenal sebagai suku pedalaman yang menjadikan alam sebagai elemen yang paling penting dalam kehidupan yang dijalani. Oleh karenanya, rumah adat Badui bisa dikatakan sebagai rumah adat dengan bahan yang berasal dari alam.
Material utama dari rumah adat ini adalah bambu. Sementara bahan lain seperti batu, kayu dan juga ijuk adalah bahan pelengkap atau tambahan yang digunakan. Dalam membuat rumah adat tersebut, suku Badui akan menanam fondasi rumah di dalam tanah.
Pilihan ini dimaksudkan untuk membuat sebuah fondasi yang tidak hanya lengkap namun juga begitu rapi. Selain itu, batu yang digunakan untuk fondasi adalah batuan yang berasal dari sungai dengan tujuan tiang rumah tidak akan mudah lapuk.
Bagian lain dari rumah adat Jawa suku Badui adalah tiang. Untuk tiang, rumah adat ini dibuat dengan bahan balok kayu besar yang sangat kuat. Kayu yang digunakan pun adalah kayu yang berkualitas dan begitu kuat seperti kayu jati, kayu mahoni ataupun kayu akasia.
Untuk bagian dinding, anyaman bambu menjadi bahan yang digunakan. Anyaman ini sering disebut bilik. Penggunaan bambu selain mencirikan rumah dari alam juga akan membuat ruangan di dalam rumah terasa lebih sejuk karena dinding bambu tidak sepenuhnya menutup udara dari luar.
Hal inilah yang mungkin menjadi alasan kenapa beberapa rumah adat dari suku ini tidak memiliki jendela.
Rumah Kebaya
Kebaya dikenal sebagai pakaian adat dari Jawa. Namun, ternyata, tidak hanya pakaian saja, ada rumah adat Jawa dengan nama yang sama. Rumah Kebaya ini adalah rumah adat dari suku Jawa yang berada di Jakarta. Apa yang membuat rumah ini disebut dengan nama kebaya adalah karena bentuk atapnya yang bisa dikatakan sangat unik.
Atap dari rumah ini sangat menarik dengan bentuk seperti pelana. Jika dilihat dari samping, maka atap rumah akan tampak seperti kebaya yang begitu elegan. Selain itu, ciri lain dari rumah adat Jawa yang satu ini adalah adanya teras yang begitu luas.
Teras yang ada di rumah ini dimanfaatkan sebagai ruang untuk menjamu tamu yang datang berkunjung atau sebagai tempat untuk sekadar berkumpul dengan anggota keluarga. Juga, dulu, rumah kebaya biasanya akan dilengkapi dengan sumur di bagian depan.
Terkait detail Rumah Kebaya, rumah adat ini dibuat dari panel yang bisa dibuka ataupun digeser sewaktu-waktu. Tujuan dari penggunaan panel ini adalah agar Rumah Kebaya nantinya bisa terasa lebih luas terutama saat waktu berkumpul dengan keluarga.
Ada hal unik dari rumah adat Jawa yang satu ini. Hal unik tersebut adalah adanya dua bagian dari rumah ini. Bagian pertama adalah bagian depan dari rumah. Ini adalah bagian umum di mana setiap orang akan bisa melihat keindahan serta keasrian dari Rumah Kebaya tersebut.
Bagian yang kedua dari Rumah Kebaya adalah bagian belakang rumah. Ini adalah bagian yang bersifat cenderung pribadi. Karena sifatnya, tidak semua orang mendapatkan izin untuk melihatnya. Seseorang hanya bisa melihat bagian belakang dari rumah ini jika telah mendapatkan izin dari sang pemilik rumah.
Rumah Adat Kasepuh
Rumah Adat Kasepuh adalah salah satu rumah adat Jawa yang berasal dari Jawa Barat. Rumah adat ini pertama kali didirikan pada tahun 1529 yang lalu dan ajaibnya, sampai saat ini masih ada beberapa Rumah Adat Kasepuh yang bisa ditemukan di daerah Jawa Barat dan menjadi cagar budaya pemerintah setempat.
Pada umumnya, rumah ini juga disebut sebagai rumah keraton oleh sebagian besar masyarakat Jawa Barat. Dulunya, Rumah Adat Kasepuh merupakan rumah untuk berbagai kegiatan terutama untuk penyebaran agama Islam. Oleh karena itu, seringkali Rumah Adat Kasepuh dianggap sebagai warisan atau peninggalan dari kerajaan Islam yang ada di Jawa Barat, khususnya di daerah Cirebon.
Perlu diketahui bahwa Rumah Adat Kasepuh ini memiliki beberapa bagian yang berbeda dengan fungsi yang berbeda pula. Mengetahui secara detail bagian dari rumah adat Jawa Barat ini tentu saja perlu untuk memperkaya pengetahuan tentang budaya.
Adapun beberapa bagian dari Rumah Adat Kasepuh tersebut adalah sebagai berikut:
- Pintu Gerbang Keraton
Bagian pertama dari Rumah Adat Kasepuh adalah pintu gerbang. Ini adalah bagian terluar dari rumah adat Jawa dimana fungsinya adalah untuk pembatas area rumah adat dengan area lainnya. Selain itu, pintu gerbang ini juga menjadi salah satu pengaman rumah adat dari gangguan.
Di Jawa Barat, Rumah Adat Kasepuh kuno yang masih ada umumnya memiliki pintu gerbang yang sangat besar dan kuat. Pintu gerbang ini juga disebut dengan nama kreteg pangrawit yang sebenarnya memiliki arti sebuah jembatan.
- Bangunan Pancaratna
Setelah melewati gerbang dan juga jembatan di bagian pertama, maka selanjutnya ada Bangunan Pancaratna yang menjadi bagian dari rumah adat Jawa Barat ini. Ini adalah sebuah bangunan yang cukup besar dengan luas sekitar 8×8 meter persegi. Apa yang unik dari bangunan ini adalah adanya 4 tiang penyangga yang sangat besar.
Bangunan Pancaratna biasanya digunakan untuk tempat berkumpul tamu atau warga setempat. Dilihat dari detail arsitekturnya, Bangunan Pancaratna bisa dikatakan mirip dengan pendapa.
- Bangunan Pangrawit
Bangunan Pangrawit adalah bangunan selanjutnya yang akan ditemui. Ukuran bangunan ini sama dengan Bangunan Pancaratna yaitu 8×8 meter. Nah, apa yang menarik dari Bangunan Pangrawit adalah penggunaan tegel yang memiliki ukuran yang sama besar satu sama lain. Konsep lantai ini cukup langka bahkan untuk bangunan tua sekalipun.
- Halaman Pertama
Rumah Adat Kasepuh memiliki halaman yang terdiri dari dua bagian. Halaman pertama adalah halaman yang ada di bagian depan Rumah Adat Kasepuh. Halaman ini biasanya dipenuhi dengan aneka tanaman, rerumputan dan juga adanya beberapa gapura yang menunjukkan tentang kebesaran dari rumah adat tersebut.
- Halaman Kedua
Halaman kedua dari rumah adat Jawa ini ada di belakang rumah. Halaman ini dibatasi dengan tembok yang besar dan biasanya terbuat dari batu bata yang kuat. Tembok pembatas halaman kedua dilengkapi dengan dua buah pintu gerbang yang begitu menarik.
Rumah Joglo
Ragam rumah adat Jawa lainnya yang sudah sangat terkenal adalah Rumah Joglo. Ini adalah rumah adat yang terdapat di beberapa provinsi yang berbeda, yaitu Yogyakarta, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Meskipun berasal dari tiga provinsi yang berbeda-beda, namun tidak ada perbedaan yang mencolok dari Rumah Joglo tersebut.
Sebagai rumah adat, Rumah Joglo memiliki beberapa keunikan dan ciri khas, terutama memiliki beberapa bagian rumah yang berbeda-beda dengan fungsi yang berbeda-beda pula. Salah satu bagian dari Rumah Joglo yang sangat terkenal adalah pendapa.
Ini adalah ruangan atau bangunan yang terletak di bagian depan dari struktur lengkap rumah adat Jawa ini. Bagian pendapa adalah bagian yang terbuka. Artinya, tidak ada penutup dinding pada pendapa tersebut. Biasanya, bangunan ini digunakan untuk beragam acara yang berbeda.
Acara seperti wayang, pentas gamelan dan lainnya akan diadakan di bagian pendapa ini. Juga, pendapa bisa digunakan untuk tempat alternative menerima tamu. Hal lain yang menarik dari Rumah Joglo adalah bagian atap. Dulu, atap Rumah Joglo dibuat dengan menggunakan anyaman ijuk atau alang-alang sebagai bagian penutup.
Jenis atap ini akan membuat rumah menjadi terasa lebih sejuk dan lebih dingin. Namun, saat ini, penggunaan ijuk dan alang-alang sudah mulai jarang ditemukan dan berganti dengan atap dari tanah liat. Bahan untuk membuat Rumah Joglo sendiri kebanyakan diambil dari alam.
Kayu menjadi material yang paling banyak digunakan. Material yang satu ini digunakan sebagai bahan dari beberapa bagian penting Rumah Joglo seperti tiang, rangka rumah, pintu, jendela dan lainnya.
Rumah Adat Panggang Pe
Rumah Adat Panggang Pe adalah salah satu rumah adat Jawa yang terdapat di Jawa Tengah. Ini adalah rumah adat yang cukup unik yang dilengkapi dengan tiang kayu sebanyak empat atau enam.
Ukuran tiang yang digunakan pun berbeda-beda. Tiang depan sengaja dibuat lebih pendek daripada tiang belakang hingga membentuk rumah yang cenderung unik.
Rumah Adat Panggang Pe biasanya dimanfaatkan guna mendirikan kios ataupun warung. Saat ini, ada cukup banyak model rumah adat yang satu ini yang muncul di Jawa Tengah. Namun, meskipun demikian, beberapa model Rumah Adat Panggang Pe tersebut tidak mengubah tatanan asli dari desain awal.
Bisa dikatakan bahwa Rumah Adat Panggang Pe menjadi salah satu rumah adat Jawa yang saat ini banyak ditemukan dan terkadang justru menjadi ide untuk membangun rumah. Mereka yang rindu dengan suasana pedesaan dan seni bangunan yang klasik seringkali mempertimbangkan konsep rumah ini untuk dibangun.
Rumah Adat Tajug
Ragam rumah adat Jawa lainnya yang masih ada hingga saat ini adalah Rumah Adat Tajug. Beberapa awam mungkin belum mengetahui rumah adat yang satu ini karena mungkin tertutup popularitas dari Rumah Joglo yang sama-sama berasal dari Jawa Tengah.
Namun, meskipun demikian, Rumah Adat Tajug tetap menjadi salah satu warisan budaya yang mengesankan. Rumah Adat Tajug ini adalah rumah adat yang biasanya dijadikan bangunan untuk kegiatan ibadah. Dalam fungsinya, Rumah Adat Tajug bisa dijadikan masjid atau bangunan lain untuk peribadatan umat agama lainnya.
Dari segi bentuk, Rumah Adat Tajug memiliki bentuk atap yang cenderung runcing. Bangunan rumah umumnya berbentuk seperti bujur sangkar dan saat ini ada sekitar 13 tipe Rumah Adat Tajug yang tersedia.
Rumah Adat Limasan
Rumah Adat Limasan adalah rumah adat dari suku jawa yang cukup terkenal dan hingga kini menjadi seni bangunan klasik yang bisa dikatakan cukup banyak dicari. Apa yang menarik dari rumah adat Jawa ini adalah bentuknya. Seperti namanya, Rumah Adat Limasan memiliki bentuk limas yang unik dan tidak biasa.
Selain bentuk rumah seperti limas yang sangat unik, atap dari Rumah Adat Limasan ini juga sangat menarik dengan empat sisi yang berbeda. Rumah adat satu ini dulunya menjadi bagian yang penting dari keraton. Rumah Adat Limasan sering dijadikan tempat tinggal para petinggi keraton ataupun sebagai tempat perjamuan.
Namun, setelah berjalannya waktu, Rumah Adat Limasan mulai banyak ditemukan menjadi ide bangunan rumah warga dan masyarakat biasa. Bahkan, saat ini, Rumah Adat Limasan seringkali dibuat untuk tujuan wisata. Adanya kesan klasik dari rumah ini memang memberikan ciri khas tersendiri.
Tidak hanya untuk tempat tinggal, Rumah Adat Limasan kini juga menjadi ide rumah makan. Rumah Adat Limasan dibuat dengan bahan dasar kayu. Umumnya, kayu yang digunakan adalah kayu jati atau kayu mahoni yang tidak lekang oleh waktu. Hampir semua bagian dari Rumah Adat Limasan dibuat dari kayu.
Tiang kayu yang besar akan menjadi tumpuan dari kerangka. Selain itu, dinding Rumah Adat Limasan juga dibuat dengan lembaran kayu yang kuat. Jika tidak menggunakan penutup dinding, bisa jadi Rumah Adat Limasan ini mirip dengan bangunan pendapa.
Perlu diketahui bahwa ada cukup banyak model Rumah Adat Limasan yang muncul. Salah satu yang unik adalah Rumah Adat Limasan dengan bentuk panggung dan memiliki lantai kayu.
Baca Juga Rumah Adat
Tentu, selain beberapa poin di atas masih ada jenis rumah adat Jawa lainnya yang perlu diketahui. Adanya cukup banyak rumah adat dari suku Jawa ini menunjukkan kekayaan budaya yang begitu terasa dari salah satu suku terbesar di Indonesia ini.