Pakaian adat jawa timur – Provinsi Jawa Timur merupakan sebuah wilayah yang tidak bisa dilepaskan dari sejarah negara Indonesia. Sebagai tempat asal lahirnya beberapa para pahlawan, provinsi Jawa Timur sangat kental dengan kebudayaan yang melekat.
Salah satu budaya yang dimiliki masyarakat Jawa Timur yang paling menonjol dan menjadi ciri khas adalah pakaian adat Jawa Timur. Pakaian adat dari provinsi ini memang digunakan sebagai simbol untuk keutuhan budaya Jawa Timur itu sendiri.
Menariknya, banyak masyarakat yang sampai sekarang ini masih juga melestarikan pakaian adat ini sebagai identitas mereka. Hal ini menjadikan keutuhan budaya nya masih tetap kokoh dan tak tergerus oleh arus modernisasi. Umumnya, pakaian adat Jawa Timur ini digunakan ketika terdapat sebuah upacara pernikahan adat Jawa Timur oleh kedua mempelai pengantin.
Namun tak jarang di beberapa wilayah juga masih menggunakan pakaian adat ini meskipun bukan pada acara formal. Salah satunya adalah Madura yang mana daerah yang berada di timur Kota Surabaya ini memang masih sangat kental dan begitu taat dengan norma adat istiadat.
Pakaian Adat Jawa Timur
Jika Anda hanya memperhatikan secara sekilas saja, pastilah Anda berpikir jika pakaian adat Jawa Timur ini memiliki cukup banyak kemiripan dengan pakaian adat yang dimiliki dan dikenakan oleh masyarakat Jawa Tengah.
Hal ini dikarenakan letak secara geografis dan historis dari Jawa Timur dan Jawa Tengah saling bersinggungan satu sama lain. Namun meski memiliki banyak kesamaan, masih terdapat beberapa hal yang membedakan antara jenis pakaian adat keduanya.
Yang pertama adalah dari segi corak seperti yang sudah jelas terlihat, corak dari pakaian adat Jawa Tengah lebih dominan melambangkan nilai-nilai dari tata krama serta menjunjung tinggi nilai adab dan juga kesopanan. Hal ini jelas begitu kontras jika dibandingkan dengan pakaian adat yang dimiliki oleh Jawa Timur yang lebih dominan menonjolkan nilai ketegasan yang tetap sederhana dan masih pula menjunjung tinggi nilai etika.
Perbedaan yang kedua terletak pada perlengkapan dari pakaian itu sendiri. Aksesoris yang dimiliki pakaian adat Jawa Timur begitu beragam dan cukup unik. Diantaranya adalah penutup kepala (odheng), arloji rantai, tongkat (sebum dhungket) dan juga kain selendang yang diselempangkan di bahu.
Ciri Khas Pakaian Adat Jawa Timur
Ciri umum dari pakaian adat Jawa Timur adalah memiliki desain yang begitu indah dan sangat elok untuk dipandang. Untuk ciri yang lebih spesifiknya terdapat pada masing-masing dari jenis pakaian adat itu sendiri.
Jenis-Jenis Pakaian Adat Jawa Timur
Untuk jenis dari pakaian adat provinsi Jawa Timur memang begitu beragam. Berikut beberapa jenis baju adat Jawa Timur yang perlu Anda ketahui:
Odheng Santapan
Yang pertama adalah odheng santapan yang merupakan sebuah pelengkap dari pakaian adat yang berupa peci atau kupluk. Odheng yang dijadikan sebagai perlengkapan baju adat Jawa Timur ini digunakan pada bagian kepala dari laki-laki dan memiliki desain batik khas Jawa Timur.
Motif yang digunakan pun merupakan motif terkenal seperti halnya motif telaga biru atau yang biasa disebut dengan storjoan. Peci atau kupluk ini berbentuk segitiga dengan ukuran yang bisa disesuaikan atau diukur sesuai dengan ukuran lingkar kepala masing-masing orang.
Untuk Anda yang memiliki ukuran lingkar kepala yang cenderung lebar, maka tentu saja membutuhkan kain batik yang semakin panjang pula. Hal ini berlaku juga untuk ukuran lingkar kepala yang lebih kecil yang akan membutuhkan lebih sedikit kain batik.
Jenis odheng yang satu ini memang sudah sangat khas di kawasan Jawa Timur khususnya bagi masyarakat suku Madura.
Odheng Tapoghan
Dari segi bentuk, antara odheng santapan dan odheng tapoghan memiliki sedikit kesamaan. Perbedaan menonjolnya adalah bentuk dari odheng tapoghan ini tidak memiliki kain penutup pada bagian tengahnya. Jadi bentuk dari odheng tapoghan ini adalah hanya sebatas kain yang melingkar layaknya ikat kepala.
Namun, yang menjadi keunikan dari pakaian adat Jawa Timur yang satu ini adalah mengenai tingkat ketegakkan dari kelopak bagian odheng juga ternyata memiliki filosofi. Makna nya yakni menunjukkan tingkat kebangsawanan.
Jadi, semakin tegak kelopak dari odheng maka akan semakin tinggi pula derajat kebangsawanannya. Untuk motifnya sendiri, odheng tapoghan mengambil motif soga, lidah api dan juga bunga.
Udeng Ponorogo
Masih seputar penutup kepala, ternyata Jawa Timur bukan hanya memiliki odheng santapan dan odheng topoghan saja. karena sebenarnya, Jawa Timur masih memiliki jenis penutup kepala yang lain yakni udeng yang merupakan pakaian adat khas dari Ponorogo. Udeng ponorogo juga memiliki nama lain yakni udeng wulung ataupun udeng warok.
Untuk masyarakat Ponorogo sendiri, penyebutan udeng hanya berlaku untuk ikat kepala saja. sedangkan jika disebutkan udeng wulung maupun udeng warok maka yang dimaksud adalah ikat kepala yang khas dari Ponorogo namun memiliki bentuk serta corak yang unik.
Udeng asli Ponorogo ini umumnya berwarna hitam dengan motif putih selebar jari tangan, dan terletak di bagian pinggir serta tengah.
Pese’an Madura
Jenis pakaian adat Jawa Timur yang satu ini merupakan salah satu yang paling familiar dan mudah diingat oleh para masyarakat. Pakaian ini terdiri dari dua wujud yakni baju luarnya yang berwarna hitam serta baju dalam yang berupa kais belang dengan warna merah putih ataupun merah hitam.
Sedangkan untuk celana nya adalah celana yang longgar dengan panjang yang mencapai mata kaki. Baju pese’an yang berasal dari Madura ini memang sudah sangat terkenal baik secara nasional di Indonesia sendiri maupun di kalangan mancanegara.
Dahulunya, pakaian adat yang satu ini hanya dikenakan oleh orang asli suku Madura saja. akan tetapi setelah melalui berbagai perkembangan zaman, kini pese’an Madura sudah banyak dikenakan oleh masyarakat di seluruh wilayah Jawa Timur. Hal inilah yang mendasari dipatenkannya pese’an menjadi pakaian adat Jawa Timur.
Untuk bahan-bahan yang dipakai sebagai penyusunnya pada masa dulu adalah kain China, namun agar supaya tidak ketinggalan zaman maka dimodifikasi dengan menggunakan bahan tetoran yang sengaja dirancang sendiri oleh orang-orang asli Madura.
Ketika mengenakan baju adat yang satu ini, biasanya dibarengi dengan beberapa pelengkap seperti penutup kepala, sabuk katemang dan juga sabuk kotak-kotak. Pakaian adat yang satu ini juga memiliki filosofi tersendiri yakni baju longgarnya yang menggambarkan sifat masyarakat Madura yang memang menghargai kebebasan.
Sedangkan kaos bagian dalam yang berwarna belang maknanya menunjukkan betapa masyarakat Madura yang tegas, pemberani dan juga bermental pejuang.
Sarong Bahan
Sarong bahan juga termasuk dalam pakaian adat Jawa Timur yang paling sering digunakan. Jika melihat pada namanya, sarong bahan ini tersusun dari material kain. Kain yang digunakan biasanya adalah jenis kain sutra, serta sarong pada bagian plekatnya memanfaatkan bahan katun.
Tentunya tetap memperhatikan kualitas dari kainnya yang berkualitas tinggi sehingga memberikan rasa nyaman ketika dikenakan. Untuk warna yang dipakai dari sarong sendiri Anda bisa memilihnya secara beragam, namun warna yang paling sering digunakan adalah warna yang mencolok seperti contoh warna kuning keemasan.
Namun tak jarang sarong juga memilih warna putih sebagai warna dasarnya dan mengkombinasikan kotak-kotak hijau ataupun biru sebagai motif tambahan. Ukurannya pun bisa disesuaikan sesuai dengan besar kecilnya tubuh tiap-tiap individu.
Sandal
Sandal atau alas kaki ini merupakan aksesoris yang tak kalah penting sebagai pelengkap dari identitas pakaian adat Jawa Timur. Namun sandal ini lebih dominan dikenakan oleh perempuan, meskipun terkadang dipakai juga oleh kaum laki-laki ketika dibutuhkan.
Aksesoris adat berupa sandal ini juga dikenal dengan istilah familiar lainnya yakni terompah, karena bentuknya yang terbuka serta longgar pada bagian ujungnya ketika sedang dikenakan. Jadi aksesoris ini akan begitu menambah keindahan penampilan pada sudut bawah para mempelai.
Bukan hanya itu saja, pada bagian sandal tersebut juga sudah dilengkapi dengan penjepit yang fungsinya tentu untuk menjepit jari kaki Anda. sandal adat yang dibuat dari bahan dasar kulit sapi berkualitas dan diproses dengan sedemikian rupa ini akan membuat Anda nyaman ketika mengenakannya.
Ikat Pinggang
Bukan hanya sandal dan penutup kepala saja yang digunakan sebagai aksesoris pelengkap pakaian adat Jawa Timur, karena ternyata terdapat aksesoris lainnya yakni ikat pinggang. Ikat pinggang yang merupakan ikat pinggang adat dari Jawa Timur ini begitu familiar dan terkenal dengan nama sabuk katemang raja atau katemang kalep.
Apabila dibandingkan dengan ikat pinggang yang ada pada umumnya, ikat pinggang khas dari provinsi Jawa Timur ini memiliki bentuk yang cenderung lebih lebar dengan detail bagian depannya dilengkapi dengan saku. Saku ini digunakan sebagai tempat untuk menyimpan uang.
Bahan yang digunakan untuk ikat pinggang ini adalah kulit sapi. Namun tetap yang digunakan adalah kulit sapi yang baik dan bukan jenis yang sembarangan. Biasanya kulit yang digunakan adalah yang berwarna coklat polos tanpa desain dan corak apapun.
Pakaian Mantenan
Ketika mendengar kata mantenan, bagi orang yang merupakan asli pulau jawa pasti langsung tertuju pada makna pernikahan. Ya! Memang nama pakaian adat Jawa Timur ini merujuk pada pakaian yang sering dikenakan pada saat acara pernikahan.
Pakaian mantenan jawa ini dipakai ketika kedua mempelai sedang melakukan prosesi pernikahan dengan menggunakan tata cara adat Jawa Timur. Masih banyak masyarakat yang melestarikan pakaian adat ini dengan tetap mengenakannya ketika melangsungkan pernikahan.
Sebagai pelengkap, mengenakan pakaian adat yang satu ini juga dibarengi dengan berbagai aksesoris pelengkap lainnya seperti odheng, kain selempang, arloji, rantai, bunga melati, tongkat serta beberapa aksesoris yang lainnya.
Corak yang dimiliki oleh baju mantenan baik untuk laki-laki dan perempuannya adalah sama yakni dengan menggunakan warna dasar hitam dan dipadukan dengan motif merah sebagai hiasannya. Namun untuk bisa mengikuti perkembangan zaman, maka baju adat mantenan ini sedikit mengalami modifikasi sesuai dengan tren fashion yang sedang ada.
Karena letak geografisnya yang memang berdekatan, maka tak heran jika baju mantenan ini sedikit terpengaruh oleh budaya yang ada di Jawa Tengah. Jadi apabila dilihat secara sekilas maka akan terlihat cukup mirip dengan baju adat pernikahan Jawa Tengah maupun Jogjakarta.
Kebaya Rancongan
Pakaian adat Jawa Timur selanjutnya adalah kebaya rancongan. Yang mana kebaya khas dari suku Madura ini lebih dominan menggunakan warna merah, hijau maupun biru dengan pola potongannya yang mengikuti bentuk tubuh dari si pemakai.
Hal ini memiliki makna jika wanita Madura begitu menghargai kecantikan serta keindahan dari bentuk tubuhnya. Oleh karenanya, tak heran jika para wanita Madura begitu menjaga kecantikan serta merawatnya dengan minum ramuan tradisional sedari kecil.
Baju adat wanita Madura ini biasanya di padu-padankan dengan beberapa motif kain sarung batik. Diantaranya terdapat motif lasem, strojan atau bahkan tabiruan. Tak lupa mereka juga menambahkan stagen atau dalam bahasa Madura odhet yang diikatkan mengelilingi seluruh bagian perut.
Bukan hanya itu saja, karena ternyata wanita Madura juga gemar sekali mengenakan aneka aksesoris dan perhiasan yang memiliki ukuran besar untuk menunjang penampilan mereka. Antara lain sisir emas yang memiliki nama lain sisir cucuk atau sisir dinar, giwang, kalung emas dengan bentuk biji jagung dan masih banyak yang lainnya.
Baju Sakera
Anda pasti sering kali melihat baju atau kaos dengan motif garis berwarna merah putih bukan? Ternyata kaos yang satu ini merupakan pakaian khas tradisional Madura yang bernama baju Sakera.
Baju yang biasanya dipakai bersama dengan celana hitam longgar dengan tambahan pelengkap yakni tutup kepala, kain sarung dan ikat pinggang ini umumnya dipakai oleh kaum lelaki Madura sebagai busana sehari-hari maupun acara resmi.
Garis-garis merah nya memiliki makna tersendiri yakni memperlihatkan sikap tegas yang dimiliki masyarakat Madura, serta menegaskan jika mereka memiliki semangat juang tinggi dalam menghadapi segala hal.
Celana Kombor
Celana kombor adalah celana khas masyarakat Jawa timur yang berbentuk unik dan longgar serta memiliki teknik jahit yang khusus. Pakaian adat Jawa Timur yang satu ini katanya merupakan asli dari kota Ponorogo yang sering dijadikan sebagai pasangan baju gothil.
Ciri khas lain yang dimiliki oleh celana kombor ini adalah terletak pada bagian pinggangnya yang terdapat kolor dari bahan lawe dengan bagian ujungnya dibuat menjuntai. Tentunya bentuk pola seperti ini akan menambah kesangaran dan kegagahan pada pemakainya.
Pakaian Adat Cak dan Ning
Untuk jenis pakaian adat Jawa Timur yang terakhir bernama pakaian adat cak dan ning. Mengapa dinamakan demikian? Karena baju adat yang satu ini biasanya memang hanya dikenakan pada saat terdapat acara kontes Cak dan Ning.
Kontes ini layaknya kontes yang berasal dari daerah lain. Seperti Abang None, kakang senduk, bujang dare dan masih banyak yang lainnya. Untuk cak atau remaja putra memakai jas tutup atau beskap, kuku macan pada saku beskap, dengan bawahan berupa jarik, sapu tangan berwarna merah, dan alas kakinya mengenakan terompah.
Sedangkan untuk remaja putrinya mengenakan kebaya dengan mengenakan bawahan jarik yang sama ditambah dengan memakai kerudung berenda yang hanya disampirkan sebagai penutup kepala saja.
Tambahan aksesoris sebagai pelengkap juga tak lupa dikenakan seperti anting, gelang, selop dan selendang yang tentunya akan menambah kemeriahan dari pakaian adat yang satu ini, sampai saat ini kontes cak dan ning masih tetap ada untuk menjaga tradisi turun temurun masyarakat Jawa Timur.
Baca Juga Pakaian Adat Jawa Barat
Demikianlah beberapa jenis pakaian adat Jawa Timur yang begitu khas dan menarik untuk diketahui. Masing-masing dari pakaian serta aksesoris adat tersebut sarat akan nilai budaya yang tinggi sebagai suatu identitas.
Dan nilai tambahan dari pakaian adat tersebut adalah ciri khas yang unik dan melekat sejak dahulu tidak terkikis meskipun zaman terus berkembang. Mari kita lestarikan bersama agar bisa menjaga keutuhan budaya dari bangsa Indonesia.