Khutbah jumat – Salat Jumat merupakan salah satu sholat yang wajib dilaksanakan pada hari Jumat oleh kaum adam. Hal ini sudah diatur dalam Al-quran dan hadist. Apabila seorang lelaki muslim tidak melakukan shalat Jumat sebanyak 3 kali, maka lelaki tersebut sudah dianggap murtad.
Dalam shalat Jumat sendiri terdapat 2 khutbah yang dipisahkan oleh duduk. Khutbah Jumat ini biasanya dilakukan sebelum dimulainya kegiatan shalat Jumat. Dalam khotbah ini terdapat lima rukun yang harus dipenuhi.
Rukun tersebut adalah harus memuji Allah di saat khutbah, membaca sholawat Nabi di kedua khutbah, mewasiatkan ketakwaan di khutbah yang kedua, membaca ayat suci Al-Qur’an di salah satu khutbah dan mendoakan seluruh umat muslim di khutbah yang terakhir.
Selain itu, saat akan dimulainya khutbah para jamaah diharuskan tenang dan tidak saling berbincang. Bukan hanya itu saja, tata cara sholat Jumat dari awal hingga akhir harus dilakukan secara tertib. Nah, bagi Anda yang ingin mengetahui lebih lanjut mengenai hal ini, yuk simak ulasan selengkapnya di bawah ini.
Rukun Khutbah Jumat
Dalam shalat Jumat pasti terdapat dua khutbah yang biasanya diisi oleh tokoh agama setempat. Isi dari khutbah tersebut bermacam-macam, seperti misalnya berisi tentang peristiwa yang dialami nabi, ketaqwaan terhadap Allah dan lain-lain.
Namun, sebelum melaksanakan khutbah Jumat ini Anda harus melakukan beberapa rukun khutbah terlebih dahulu, seperti:
-
Memuji Allah di Kedua Khutbah
Rukun khutbah yang pertama diharuskan untuk menggunakan kata hamdun. Dengan lafad yang satu akar kata, misalnya adalah ahmadu, alhamdu dan nahmadu. Demikian juga dengan kata Allah, tidak cukup hanya dengan menggunakan nama Allah yang lain.
Pelafalan yang benar dalam khutbah saat memuji Allah adalah nahmadu lillah, alhamdulillah dan lillahi al-hamdu. Anda bisa menghafalnya mengenai cara pelafalan yang benar. Hal ini bertujuan agar saat Anda maju dan akan melaksanakan rukun khutbah, pelafalannya tidak salah.
-
Membaca Shalawat Nabi di Kedua khutbah
Dalam pelaksanaan rukun khutbah yang kedua Anda harus menggunakan kata al-shalatu. Selain itu juga harus menggunakan lafadz yang satu akar dengan kata tersebut. sedangkan untuk melafalkan bagian asma Nabi Muhammad, cara melafalkanya yaitu harus dengan menggunakan isim dhahir.
Bukan hanya itu saja, dalam pelafalan asma Nabi Muhammad juga tidak diperbolehkan menggunakan isim dlamir atau kata ganti. Jadi, rukun yang kedua ini harus Anda perhatikan benar-benar saat akan memulai khutbah.
-
Berwasiat kepada Ketakwaan di Khutbah Kedua
Nah, untuk rukun yang ketiga tidak memiliki ketentuan redaksi yang paten seperti rukun yang pertama dan kedua. Namun, rukun yang ketiga ini memiliki prinsip yang harus dilakukan. Ya, prinsip tersebut berisi pesan untuk membawa orang menuju kebaikan, menjauhi kemaksiatan dan mengajak untuk taat kepada Allah.
Bukan hanya mengajak agar tidak terjerumus ke dalam tipuan dunia saja, rukun khutbah yang ketiga ini juga mengajarkan agar setiap manusia bisa menghindari kemaksiatan. Dengan demikian, para jamaah pun akan mengamalkan pesan yang terkandung di dalam rukun tersebut.
-
Membaca Ayat Suci Al-Qur’an di Salah Satu Khutbah
Nah, saat akan membaca ayat Al-Quran dalam salah satu khutbah Jumat hendaknya Anda membacakan suatu ayat yang mengandung beberapa makna. Maksud dari beberapa makna tersebut adalah bisa memberikan pemahaman pada jamaah dengan sempurna.
Baik itu berkaitan dengan ancaman, janji-janji, cerita dan lain-lain. Tentu saja hal ini memiliki tujuan yang sangat mendalam. Ya, tujuannya yaitu agar para jamaah bisa memahami tentang apa yang terdapat dalam ayat tersebut.
-
Berdoa untuk Seluruh Kaum Mukmin di Khutbah yang Kedua
Rukun khutbah yang kelima yaitu mendoakan seluruh kaum mukmin pada khutbah yang terakhir. Untuk mendoakan kaum mukmin tentu saja terdapat syarat yang harus dipenuhi. Ya, syarat tersebut adalah doa yang di panjatkan harus mengarah pada nuansa akhirat.
Jadi, manusia tidak hanya memikirkan kehidupan dunia saja, melainkan juga harus memikirkan kehidupannya di akhirat kelak. Doa yang bisa di panjatkan misalnya “Ya Allah selamatkanlah kami semua dari siksa api neraka yang sangat pedih”.
Contoh Khutbah Jumat Tentang Takwa Kepada Allah
Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakattuh
Jamah shalat Jumat yang senantiasa di rahmati Allah SWT.
Khatib telah mewasiatkan kepada seluruh jamaah shalat Jumat yang hadir pada hari ini, agar selalu meningkatkan ketakwaannya kepada Allah SWT. Salah satu cara yang bisa dilakukan agar bisa meningkatkan ketakwaan pada Allah adalah dengan mengikhlaskan seluruh amal baik yang sudah diperbuat.
Serta tidak mengharapkan timbal balik dan ridho siapa pun kecuali Allah SWT. Nah, agar amal baik kita diterima oleh Allah SWT dan bisa mendapat balasan berupa surganya. Anda harus senantiasa ikhlas dalam melakukan segala sesuatu dan jangan pernah mengeluh.
Hadirin yang di rahmati Allah SWT,
Hari ini kita semua telah dihadapkan pada suatu masa dimana kedudukan, harta dan pujian dari manusia menjadi sebuah ukuran akan kemuliaannya di hadapan orang lain. Orang yang terkenal dan hebat, namanya akan terkenal dimana-mana. Begitupun orang yang sukses definisinya adalah orang yang memiliki kekuasaan, jabatan dan harta berlimpah ruah.
Pada dasarnya hal tersebut tidak dibenarkan dan telah merusak pemahaman manusia tentang makna sebuah kesuksesan yang sebenarnya. Nah, kemuliaan dan kesuksesan yang sebenarnya adalah ketakwaan dan ketaatan terhadap Allah SWT, sebagaimana yang telah disebutkan dalam Q.S Al-Hujurat ayat 13.
Artinya adalah “Sesungguhnya yang paling mulia di antara Kamu, adalah yang paling bertakwa kepada Allah SWT. Sesungguhnya, Allah maha mengetahui dan maha meneliti.” Oleh karena itu, saat ini banyak sekali manusia yang terbengkalai dan melakukan amal hanya untuk mencari perhatian orang lain saja atau dengan tujuan agar terlihat dermawan.
Namun, dalam hatinya tidak teringat akan pahala atau balasan dari Allah SWT. Asal pekerjaan yang dilakukan ialah suatu pekerjaan yang disukai oleh semua orang, maka syariat Allah pun rela dijadikan tumbal. Kemudian, muncullah beberapa golongan orang baik yang hanya melakukan kebaikan agar dilihat orang saja dan beramal hanya karena riya.
Sebenarnya orang-orang semacam itu hanyalah mencari hal yang sia-sia saja. Semoga Allah hanya akan menjaga hati kita dalam beramal baik. Serta menjauhkan kita dari amalan yang hanya untuk pamer semata dan memuaskan keinginan. Sesungguhnya, Allah maha mengetahui segala hal yang disembunyikan dalam hati seseorang.
Contoh Khutbah Jumat Tentang Abu Hurairah
Jamaah yang dirahmati Allah SWT.
Pada suatu hari Abu Hurairah sedang beritikaf di masjid Nabawi. Saat itu Abu Hurairah tertarik kepada seseorang yang tengah duduk di sana. Kemudian ia menghampiri orang tersebut dan menanyakan sesuatu padanya, “Apa yang membuatmu sedih?” Setelah itu, ia menawarkan bantuan kepada orang tersebut.
Abu Hurairah berkata, “Mari ikutlah bersamaku wahai saudara ku.” Abu Hurairah pun mengajak orang tersebut keluar dari masjid dan orang tersebut berkata, “Apakah engkau akan berhenti beritikaf di masjid hanya untuk menolongku?”
Abu Hurairah hanya menganggukkan kepala dan berkata, “Aku pernah mendengar Rasulullah bersabda, barang siapa di antara Kamu yang bisa memenuhi kebutuhan orang lain maka akan mendapat pahala yang jumlahnya lebih dari itikaf sebulan.”
Jamaah yang senantiasa dirahmati Allah SWT.
Seorang muslim sudah seharusnya mempunyai rasa tolong menolong terhadap sesama manusia. Selain itu jua harus mempunyai jiwa semangat dan bermanfaat bagi semua orang. Indikator dari kebaikan seseorang adalah menolong orang yang sedang membutuhkan. Hatinya terpanggil untuk turut menyelesaikan permasalahan yang sedang dihadapi saudaranya.
Nah, seorang muslim yang hanya beribadah kepada Allah, seperti yang terdapat dalam Q.S Adz-Zariat ayat 56. Yang artinya adalah maka hidupnya harus bermanfaat bagi kehidupan orang lain, siapapun muslim tersebut, di manapun ia berada dan apapun profesinya maka ia harus senantiasa bermanfaat bagi sesamanya.
Bukannya menjadi orang yang egois dan hanya mementingkan dirinya saja. Sebab, ia harus peduli dengan orang lain di sekitarnya. Seperti misalnya seorang muslim yang berprofesi sebagai pedagang, maka ia bukan hanya berfokus untuk meraup keuntungan yang sangat besar saja.
Namun, ia harus mengetahui bagaimana caranya agar hidupnya bermanfaat bagi orang lain. hal ini bisa dilakukan dengan cara memberikan apa yang sedang dibutuhkan orang lain. Nah, dengan adanya pembelajaran tersebut diharapkan Anda bisa berbuat baik kepada sesama manusia dengan ikhlas. Sehingga Allah akan memberkahi hidup kita dengan penuh kebaikan.
Contoh Khutbah Jumat Tentang Ketakwaan Seseorang Terhadap Allah
Jamaah shalat hadakumullah,
Takwa adalah salah satu kata yang sering sekali didengar oleh telinga kita. Menurut para ulama takwa kepada Allah merupakan segala bentuk perbuatan untuk melaksanakan semua perintahnya dan menjauhi semua larangan-Nya. Namun, sayangnya kalimat tersebut sering di salah gunakan pemahamannya oleh sebagian besar orang.
Sehingga kalimat tersebut bisa diartikan dengan dangkal oleh banyak orang. Pernahkah Anda bertanya kepada diri sendiri, tentang apa saja isi dan bentuk perintah dari Allah SWT yang harus dilaksanakan? Jika Anda tidak pernah membuka dan membaca Al-Quran, maka Anda tidak akan pernah mengetahui apa saja perintah Allah SWT.
Terdapat banyak sekali perintah yang harus dilaksanakan. Ya, misalnya seperti perintah kepada manusia, binatang dan kepada alam raya. Jenis perintahnya juga bermacam-macam, ada perintah yang berkaitan dengan hukum alam dan ada juga perintah yang berkaitan dengan syariat agama.
Bagi mereka yang sudah bisa menaati segala perintahnya tentu saja akan mendapat ganjaran yang besar dari Allah SWT. Demikian juga sebaliknya, siapa saja yang melakukan larangan-Nya akan mendapat balasan yang sangat pedih. Tapi, Allah maha adil, ia tidak akan memilah dan memilih siapa yang akan mendapatkan ganjaran atau balasan.
Ia juga tidak akan lalai atau tidur. Yang Allah lakukan hanya menunda dan mengulur waktu agar suatu saat ia bisa memberikannya di waktu yang tepat. Nah, ganjaran yang akan diterima oleh manusia yang melaksanakan perintahnya baik berupa mengaji, shalat, puasa, beramal sholeh dan lain-lain akan diberikan di akhirat kelak.
Lain halnya jika manusia mengerjakan sunnah-sunnah yang dianjurkan. Maka, ganjaran yang akan didapat yaitu misalnya menjadi sukses saat hidup di dunia. Bukankah hukum alam dan kemasyarakatan juga merupakan ketentuan dari Allah SWT.
Maka dari itu, mengapa manusia masih ragu akan siksa dari Allah atas penyakit dan kemiskinan yang diakibatkan oleh pelanggaran yang telah dilakukan. Pada akhirnya jangan pernah memikirkan mengapa rezeki tak kunjung datang, meski Anda sering melakukan tahajud dan itikaf.
Kita harus sadar bahwa kita baru saja mengamalkan setengah dari ketakwaan terhadap Allah SWT. Dan setengahnya lagi dilakukan oleh umat Allah yang lainnya. Masih banyak umat Islam yang belum menghayati dan bahkan belum mengerti apa yang diperintahkan oleh Allah SWT.
Contoh Khutbah Jumat Tentang Umar Bin Khattab
Sayidinna Umar Bin Khatab pernah bertanya, bagaimana bisa manusia-manusia itu bisa diperbudak sedangkan ibunya melahirkan mereka dengan merdeka. Umar sedang mempertanyakan hakikat diri kita sebagai umat manusia.
Ya, pada hakikatnya semua manusia itu merdeka. Semua bayi yang lahir ke dunia juga bukan hanya suci saja namun bebas dari ketertindasan dalam bentuk apapun. Oleh karena itu, penjajahan yang sebenarnya adalah pengingkaran atas sifat hakiki manusia terhadap yang lain. Ketika ada orang yang mendzalimi kita, Islam memperbolehkan untuk membela diri.
Bahkan apabila ada penjajahan dalam bentuk kekerasan fisik dan lain-lain, Islam pun membolehkan kita untuk melawannya dengan tujuan untuk kepentingan dalam mempertahankan diri. Hal ini juga yang pernah dilakukan oleh ulama dan santri pada zaman dahulu.
Saat terjadi penjajahan oleh Jepang dan Belanda, perjuangan yang dilakukan oleh para santri dan kiai merupakan elemen penting bagi bangsa ini. Hal ini dikarenakan bukan hanya terdapat perbedaan suku atau daerah saja, tapi juga terdapat perbedaan kepercayaan dan agama.
Oleh karena kemerdekaan adalah tentang persoalan manusia secara keseluruhan dan bukan hanya persoalan satu dua orang saja. Islam telah menjelaskan mengenai masalah penjajahan dan kemerdekaan secara universal.
Jamaah shalat Jumat yang senantiasa di rahmati Allah SWT.
Tanah air Indonesia ini juga pernah menjadi elemen yang sangat penting dalam perjuangan para pahlawan yang terjadi di masa lalu. Terutama perjuangan para ulama dan santri yang pernah turut serta dalam berperang. Tanah air ini bisa di ibaratkan sebagai sebuah rumah yang dihuni oleh ratusan bahkan jutaan jiwa.
Islam juga mengakui hak atas keamanan tempat tinggal tersebut. Sehingga, kita diperbolehkan untuk melawan dalam rangka membela diri jika terjadi ancaman yang membahayakan di daerah tempat tinggal kita. Bahkan hal ini juga sudah dijelaskan dalam Q.S Al-Mumtahanan ayat 8.
Isi dari penggalan ayat tersebut adalah “Allah tidak akan melarang Anda untuk berbuat baik dan bersikap adil kepada orang-orang yang tidak memerangimu, karena agama tidak mengusir Kamu dari negaramu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bersikap adil terhadap sesamanya.”
Nah, Anda harus paham mengenai isi yang terkandung dalam Q.S AL-Mumtahaan ayat 8 ini. Pemahaman tersebut bertujuan agar manusia tidak salah paham mengenai isi ayat dari kitab suci Al-Qur’an. Selain itu, juga bisa membuat manusia mengerti apa arti pembelaan diri yang harus dilakukan untuk tidak ditindas oleh sesama manusia.
Baca juga Keragaman Budaya Indonesia
Demikian ulasan mengenai beberapa contoh khutbah Jumat yang bisa Anda gunakan saat akan melakukan khutbah. Anda juga bisa menambahkan isi khutbah mengenai berbagai hal yang baik dan mendidik. Contohnya seperti bertaqwa kepada Allah, rajin melakukan ibadah dan lain-lain.
Sangat menarik bukan isi dari beberapa contoh khutbah di atas? Selain bisa digunakan sebagai referensi saat akan melakukan khutbah. Hal ini juga bisa membuat pengetahuan Anda lebih baik mengenai peristiwa yang dialami oleh orang-orang terdahulu. Semoga informasi di atas bisa berguna bagi Anda yang akan melakukan khutbah.