Suku batak – Indonesia menjadi salah satu negara yang terkenal dengan keberagaman suku dan budaya yang dimilikinya. Bahkan, setiap suku dari Sabang hingga Merauke memiliki identitas dan ciri khas budayanya masing-masing. Tentu, ini menjadi sebuah kebanggaan tersendiri bagi Bangsa Indonesia di tengah beragamnya suku yang ada.
Suku Jawa dan Suku Batak menjadi suku dengan jumlah terbanyak dibandingkan dengan beberapa suku lainnya. Kedua suku tersebut bahkan ditemukan hampir di seluruh daerah yang ada di Indonesia. Nah, dalam pembahasan kali ini akan membahas mengenai Suku Batak.
Salah satu suku besar ini tentu sudah tidak asing lagi di telinga Anda bukan? Masyarakat suku ini memiliki kepercayaan yang sama dengan beberapa penduduk Indonesia lainnya, yaitu Islam, Kristen, Protestan dan juga Katolik. Ciri khas yang dimiliki oleh Suku Batak tersebut ialah cara bicaranya yang keras.
Tak heran, jika suku yang satu ini mudah dikenal. Salah satu kebiasaan Suku Batak yang tidak pernah hilang hingga sekarang adalah kebiasaan martarombo. Kebiasaan tersebut merupakan sebuah kebiasaan yang dilakukan untuk mencari hubungan saudara dengan marga yang sama.
Karena kebiasaan yang dimiliki tersebutlah yang membuat suku ini memiliki kekerabatan yang sangat erat. Apakah pembahasan tentang Suku Batak cukup sampai disini saja? Tentu tidak, masih ada penjelasan lainnya tentang salah satu suku besar tersebut berikut ini.
Sejarah Suku Batak
Suku Batak merupakan suku dengan rumah adat yang cukup unik. Karena bentuknya yang unik tersebutlah yang membuat orang mudah untuk mengenalinya. Nama rumah adat yang dimiliki oleh suku tersebut adalah Rumah Bolon. Bentuk dari Rumah Bolon sama seperti rumah panggung pada umumnya.
Namun, bentuk dan fungsi ruangan yang dimiliki oleh rumah satu ini bukan tanpa arti. Salah satu bagian rumah yang memiliki makna ialah bagian pintu masuk yang lebih rendah. Bagian pintu masuk yang lebih rendah tersebut ternyata memiliki makna bagi tamu yang berkunjung.
Nah, makna filosofi yang terkandung di dalamnya ialah tamu yang datang ke rumah ini harus menghormati tuan rumah. Disamping itu, para tamu juga harus menghormati berbagai macam peraturan yang berlaku di dalam rumah tersebut. Hingga saat ini, belum diketahui secara pasti asal-usul nenek moyang Suku Batak.
Namun beberapa orang meyakini bahwa nenek moyang dari Suku Batak berasal dari zaman logam. Hal tersebut karena, sampai saat ini artefak Neolitikum yang menjelaskan tentang keberadaan dari nenek moyang Suku Batak pun belum ditemukan. Ada yang unik dari suku yang satu ini.
Ternyata, Suku Batak merupakan kumpulan dari beberapa suku yang ada di Sumatera Utara. Beberapa suku yang masuk ke dalam suku tersebut ialah Suku Angkola, Simalungan, Karo, Pakpak, Toba, dan Mandailing. Meski tergabung dalam satu suku dengan jumlah yang besar, akan tetapi terdapat budaya yang berbeda.
Seperti misalnya pada Suku Mandailing yang sebagian besar penduduknya berbahasa melayu dan memeluk agama islam. Keunikan yang satu inilah yang menjadi sebah ciri khas dari suku tersebut agar mudah dikenal oleh banyak orang.
Nilai-Nilai Budaya yang Dimiliki oleh Suku Batak
Ada banyak sekali nilai budaya yang dimiliki oleh satu ini. Hal tersebut karena Suku Batak terdiri atas beberapa suku yang ada di Sumatera Utara sehingga keberagaman yang dimiliki oleh suku tersebut pun menjadi lebih komplit. Dengan adanya sejarah yang dimiliki oleh suku satu ini, semoga bisa membantu Anda untuk tertarik mempelajari lebih dalam tentang Suku Batak.
Banyak hal unik jika Anda mempelajari lebih dalam tentang suku besar satu ini. Salah satunya adalah nilai budaya yang dimiliki oleh suku tersebut. Nilai budaya yang dimiliki oleh Suku Batak merupakan sebuah falsafah hidup untuk mengontrol sistem sosial.
Nah, apa sajakah nilai budaya yang dimiliki oleh salah satu suku terbesar di Indonesia tersebut? Berikut ulasannya.
-
Kekerabatan
Suku Batak merupakan salah satu suku yang terkenal dengan kekerabatannya yang sangat erat. Hal tersebut bukan menjadi sebuah hal yang mengherankan karena kekerabatan adalah nilai budaya yang paling utama.
Nilai tersebut menjunjung tinggi adat yang dimilikinya yaitu Dalihan Na Tolu. Adanya adat tersebut dapat dilihat dari nilai kekerabatan yang terjalin dengan baik antar sub suku.
Hubungan dari kekerabatan ini sendiri diwujudkan dengan pertalian perkawinan, tutur kata yang baik serta Martarombo. Martarombo memiliki arti bertutur dan mencari-cari saudara. Biasanya, tradisi tersebut dilakukan oleh Suku Batak yang sedang merantau. Mereka akan mencari-cari hubungan pertalian sesame marga yang dimiliki.
-
Marsisarian
Dalam sebuah sistem sosial, memang selalu dibutuhkan sebuah nilai yang digunakan untuk mengatur dan menjaga keseimbangan hubungan antar umat manusia. Nilai yang satu ini tentunya sangat dibutuhkan, karena akan selalu ada perbedaan yang muncul dalam sekelompok manusia.
Dalam Suku Batak, ada sebuah nilai budaya yang disebut dengan marsisarian. Nilai budaya yang satu ini mempunyai makna saling menghargai, mengerti serta saling membantu.
Dengan adanya nilai budaya tersebut, seseorang harus bisa menghargai dan menghormati antar sesama. Jika nilai budaya tersebut dapat diterapkan dengan baik di tengah masyarakat, maka marsisarian dapat mencegah terjadinya konflik yang terjadi dalam masyarakat.
-
Pengayoman
Nilai budaya berikutnya ialah pengayoman. Ternyata, nilai budaya yang dimiliki oleh Suku Batak ini terbilang cukup unik. Pengayoman sendiri dapat membuat masyarakat Batak bisa hidup lebih mandiri tanpa harus mengharap belas kasih dari orang lain.
Sebab, salah satu prinsip yang dimiliki oleh masyarakat tersebut ialah semua orang adalah pengayom dan akan saling mengayomi satu sama lain. Prinsip yang satu ini ternyata berasal dari sebuah unsur yang sudah sangat populer dan dikenal dengan nama Dalihan Na Tolu.
Unsur tersebut sejatinya adalah sebuah unsur yang secara magis dapat dipercaya saling melindungi satu dengan lainnya. Hubungan kekerabatan yang dimiliki layaknya seperti jaring laba-laba yang saling berkaitan satu sama lain dengan berbagai macam nilai adat di dalamnya.
-
Uhum dan Ugari
Selain beberapa nilai budaya yang telah disebutkan di atas, masih ada lagi nilai budaya lainnya yang terdapat di masyarakat. Nilai tersebut dinamakan dengan Uhum Dan Ugari. Uhum Dan Ugari mempunyai makna yang sama dengan hukum.
Bagi masyarakat Batak, hukum atau yang juga disebut dengan uhum ini adalah suatu hal yang sangat mutlak untuk ditegakkan. Implementasi dari nilai-nilai budaya tersebut diwujudkan dengan adanya keadilan. Nah, nilai keadilan itu sendiri akan diwujudkan melalui sebuah komitmen dalam melakukan kebiasaan (ugari) serta kesetiaan pada janji.
Suku Batak memiliki nilai yang teguh yang selalu ditegakkan. Dimana, ketika ada salah seorang dari Suku Batak yang melanggar atau berkhianat pada kesepakatan adat, maka akan dijatuhi sebuah sanksi adat serta akan dianggap sangat tercela.
Hal itulah yang membuat uhum dan ugari yang dimiliki oleh suku tersebut sangat dipatuhi dan dijunjung tinggi oleh para masyarakatnya. Tak hanya itu, bahkan orang Batak juga akan dianggap sempurna apabila mampu menghormati uhum dan ugari serta menepati janji.
-
Hamoraan
Di dalam Suku Batak, nilai budaya yang satu ini memiliki sebuah makna yaitu kehormatan. Ada dua aspek kehormatan yang dimaksud, yakni keseimbangan antara nilai materil dan juga sosial. Seseorang dari suku tersebut akan dianggap terhormat apabila mempunyai kekayaan, sikap yang baik hati antar sesama serta nilai spiritual yang tinggi.
Walaupun seseorang mempunyai jabatan yang tinggi dan juga harta berlimpah, dia tidak akan dianggap memiliki sebuah kehormatan jika tidak mempunyai nilai spiritual yang baik dan kepedulian terhadap sesama. Itulah nilai spiritual yang dimaksudkan, bahwa antara nilai materil dan juga spiritual haruslah seimbang.
-
Hagabeon
Nilai budaya yang terakhir adalah hagabeon. Hagabeon di dalam Suku Batak mempunyai sebuah makna yaitu harapan memiliki anak serta cucu yang baik dan panjang umur.
Dengan diberkahi umur yang panjang tersebut, diharapkan dapat menikahkan anak serta mendapatkan keturunan yang baik. Bagi suku ini sendiri, anak adalah sebuah simbol keberhasilan di dalam sebuah pernikahan. Terutama anak laki-laki, yang mana nantinya akan menjadi penerus marganya.
Ada yang unik dan adat kuno yang dimiliki oleh Suku Batak, aturan adat tersebut mengatur orang Batak memiliki 33 orang anak dengan 17 orang anak laki-laki dan 16 orang anak perempuan. Akan tetapi, seiring dengan perkembangan zaman, nilai adat yang sempat berkembang di masyarakat tersebut mulai tergeser dan diganti dengan nilai adat yang baru.
Di zaman sekarang ini, memiliki anak tidak terpaut pada kuantitas, namun lebih ke kualitas. Hal itulah yang membuat pendidikan serta keterampilan menjadi hal utama yang wajib dimiliki oleh seorang anak.
Beragam nilai budaya yang dimiliki oleh suku ini memang terbilang unik dan cukup berbeda dengan beberapa suku lainnya. Akan tetapi, dengan adanya nilai budaya tersebutlah yang menjadikan sistem sosial untuk menata tatanan sosial yang ada di masyarakat.
Fakta Menarik Tentang Suku Batak
Menjadi salah satu suku terbesar setelah Suku Jawa tentu membuat suku yang satu ini memiliki banyak sekali hal menarik yang harus di ulas. Dengan adanya beragam hal menarik yang dimiliki oleh suku tersebut justru menjadi ciri khas tersendiri yang membedakannya dengan suku lainnya.
Nah, kira-kira apa saja hal menarik yang dimiliki oleh Suku Batak yang satu ini? Berikut penjelasannya.
-
Memiliki Beberapa Sub Suku
Sama halnya dengan Suku Jawa, Suku Batak juga terdiri dari berbagai sub suku. Jika sub suku yang ada dibedakan dari daerah asalnya, seperti Yogyakarta, Solo, Surabaya dan Malang yang mana hanya berbeda pada kebiasaan, bahasa dan adat yang dimiliki.
Hal tersebut juga sama dengan Suku Batak yang terdiri atas beberapa sub suku seperti Batak Simalungun, Batak Karo, dan Batak Toba.
-
Menikah dengan Sepupu (Pariban)
Hal unik lainnya yang mungkin sangat jarang atau bahkan tidak mungkin dijumpai di suku lainnya ialah menikah dengan sepupu. Akan tetapi, sepupu yang akan dipilih bukanlah sembarang sepupu.
Nah, pernikahan dengan sepupu (pariban) yang dimaksud adalah, jika Anda adalah seorang perempuan, maka Anda dapat menikah dengan anak laki-laki dari adik perempuan ayah. Sementara itu, jika Anda adalah seorang laki-laki, maka diperbolehkan menikah dengan anak perempuan dari adik laki-laki ibu.
-
Tuhor
Arti dari tuhor adalah uang yang akan digunakan untuk ‘membeli’ perempuan ketika hendak akan dilamar oleh seorang laki-laki. Tuhor ini nantinya akan digunakan sebagai biaya pernikahan, seperti untuk membeli kebaya pengantin perempuan dan sebagainya. Hal tersebut tergantung pada kesepakatan dari kedua belah pihak.
Untuk besarnya tuhor yang harus diberikan oleh pihak laki-laki kepada perempuan, tergantung pada tingkat pendidikan atau posisi pekerjaan yang dimiliki oleh perempuan itu sendiri. Semakin tinggi tingkat pendidikan atau posisi pekerjaan, maka akan semakin besar pula tuhor yang harus diberikan.
Bagi orang Batak yang masih memegang adat ini, maka mereka akan melaksanakannya. Akan tetapi, bagi orang Batak yang lebih moderat, maka mereka tidak akan menggunakan adat tersebut. Jika sudah sama-sama holong (cinta) maka jangan dipersulit.
-
Mandok Hata
Mandok Hata memiliki arti bercakap-cakap menjelang tahun baru. Kebiasaan tersebut dilakukan saat kumpul keluarga besar. Mereka akan saling bercerita satu sama lain tentang refleksi yang telah dilakukan setahun yang lalu.
Tak hanya itu, mereka juga akan saling minta maaf lalu kemudian merencanakan apa yang ingin dicapai tahun depan. Hal tersebut biasanya akan dilakukan oleh orang yang lebih tua dulu baru urut ke anak yang paling kecil.
-
Dilarang Menikah dengan Satu Marga
Meski diperbolehkan untuk menikah dengan sepupu namun harus menggunakan syarat, namun ternyata orang Batak tidak diperbolehkan menikah dengan satu marga.
Dalam Suku Batak, beberapa marga bahkan masih dianggap sebagai satu silsilah sehingga masih keluarga dan tidak diperbolehkan untuk menikah. Oleh karena itu, dalam sebuah perkenalan dengan orang baru, maka akan ditanya tentang marganya terlebih dahulu.
-
Mangulosi
Ulos merupakan kain tradisional yang berasal dari Batak dan hampir sama dengan kain batik yang berasal dari Jawa dan kain tenun yang berasal dari Nusa Tenggara Timur (NTT).
Terdapat berbagai macam ulos. Macam-macam dari ulos tersebut tergantung pada fungsi pemakaiannya. Setiap upacara baik itu kematian atau pernikahan menggunakan kain ulos yang berbeda. Bahkan, tak jarang juga jika kain ulos ini menunjukkan strata sosial masyarakat dalam lingkungan sosial.
-
Cicak dan Orang Batak
Apa hubungan antara cicak dengan orang Batak? Cicak sendiri merupakan lambang dari untuk orang Batak. Ini karena cicak dapat ditemukan dimana-mana. Terdapat makna atau filosofi dari hewan yang satu ini.
Dimana cicak dapat ditemukan dimana-mana mulai dari rumah dengan ukuran besar, sedang bahkan kecil, di perkampungan atau di perkotaan. Hal tersebut memiliki makna bahwa orang Batak harus bisa beradaptasi dimana saja. Kekayaan adat dan budaya yang dimiliki oleh bangsa Indonesia memanglah sangat beragam.
Hal tersebut seharusnya menjadi kebanggaan tersendiri bagi masyarakat Indonesia. Nah, Suku Batak ini menjadi satu dari sekian banyak suku yang ada di nusantara. Akan tetapi, dengan jumlahnya yang banyak dan hampir ditemukan di seluruh daerah Indonesia, menjadikan suku Batak menjadi salah satu suku yang cukup populer. Berbagai macam keunikan dan budaya yang dimilikinya pun menjadi sorotan menarik untuk dilihat dan juga dibahas.
Baca Juga Fakta Suku Baduy
Nah, salah satu yang unik adalah nilai budaya Suku Batak yang digunakan sebagai tatanan sosial masyarakatnya. Berbagai macam nilai budaya tersebut tentu diterapkan untuk mengatur norma yang berlaku di masyarakat. Bahkan, bagi mereka yang melanggar aturan yang telah disepakati akan mendapatkan sanksi adat terutama sanksi sosial.