Kerajaan Kalingga: Sejarah, Raja, Letak dan Peninggalan

Kerajaan kalingga – Ho Ling merupakan sebutan lain bagi Kerajaan Kalingga. Konon, kerajaan ini telah berdiri sejak abad ke 6 Masehi. Tentu saja kerajaan yang satu ini pernah mengalami masa kejayaan dan juga keruntuhan. Selain itu terdapat pula beberapa raja yang pernah memerintah di kerajaan ini. Menariknya lagi, kerajaan ini memiliki berbagai peninggalan yang hingga saat ini masih dijaga dan dirawat lho.

Meski terdapat peninggalan yang sudah hancur atau sudah tidak berbentuk lagi. Namun, para peneliti terus menelitinya hingga berhasil mengungkapkan fakta bahwa kerajaan ini pernah ada. Alhasil para peneliti banyak yang berhasil mendapatkan bukti berupa candi, prasasti dan lain-lain.

Nah, bagi Anda pecinta sejarah ketahuilah lebih dalam mengenai hal ini. Akan lebih baiknya, Anda ikut serta dalam menjaga berbagai peninggalan sejarah yang ada. Bagi Anda yang penasaran dan ingin mengetahui lebih lanjut mengenai hal ini, yuk simak ulasan selengkapnya di bawah ini.

Sejarah Kerajaan Kalingga

sejarah kerajaan kalingga
www.romadecade.org

Nah, sejarah mengenai adanya Kerajaan Kalingga diketahui dari sumber catatan sejarah manuskrip, cerita rakyat setempat, prasasti dan juga kronik sejarah tiongkok. Kala itu, yang memimpin kerajaan ini adalah Ratu Shima. Catatan dari Tiongkok menyatakan bahwa pada tahun 674 hingga 732 Masehi, Ratu Shima memimpin kerajaan ini.

Pada masa pemerintahannya ratu ini dikenal sangat adil dan bijaksana. Oleh karena itu, kondisi kerajaan kala itu sangat tenteram dan aman. Hukum ditegakkan tanpa pandang  bulu. Ya, artinya entah itu dari golongan manapun, apabila terbukti bersalah maka harus mendapat hukuman. 

Misalnya seperti hukuman potong tangan bagi seorang rakyat yang terbukti telah melakukan pencurian dalam bentuk apapun. Rakyat kerajaan ini terkenal pandai dalam membuat minuman keras dan bunga kelapa. Komoditi kerajaan ini yaitu kulit penyu, gading gajah, cula badak, perak dan emas.

Sangat menarik bukan kerajaan yang satu ini? Bukan hanya memiliki berbagai kreativitas saja namun, kerajaan ini juga memiliki pemimpin yang berbobot. Tak heran jika kerajaan ini pernah mengalami masa kejayaan.

Sumber Sejarah Kerajaan Kalingga

sumber sejarah kerajaan klingga
salamadian.com

Sebelum diketahui keberadaannya, terdapat beberapa sumber sejarah yang menyatakan bahwa kerajaan ini benar-benar ada. Menurut berita dari Cina (Dinasti Tang) kerajaan ini disebut dengan She-Po yang letaknya berada di Pantai Utara Jawa.

Pendapat lain yang dicetuskan oleh J.L. Moens menyatakan bahwa kerajaan ini terletak di Semenanjung Malaya. Sedangkan pendapat dari W.P. Meyer menyatakan bahwa kerajaan ini berada di Jawa Tengah. Selain terdapat beberapa pendapat menurut para sejarawan, untuk memastikan bahwa kerajaan ini benar-benar ada terdapat pula beberapa bukti. Ya, bukti yang menjadi sumber sejarah kerajaan ini berupa prasasti dan beberapa berita seperti:

  • Prasasti Tuk Mas, ditemukan di lereng sebelah barat gunung Merapi. Lokasi tepatnya berada di desa Lebak, kecamatan Grabag, kabupaten Magelang. Prasasti ini berisi tentang sebuah pujian pada mata air yang keluar dari celah bebatuan bagai sungai Gangga. Tulisan yang berada pada prasasti yaitu tulisan pallawa dan menggunakan bahasa Sansekerta
  • Prasasti Sojomerto, Lokasi penemuan prasasti ini yaitu di desa Sojomerto, Kecamatan Reban, kabupaten Batang, Jawa Tengah. Bahasa yang digunakan dalam prasasti ini adalah bahasa melayu kuno, sedangkan hurufnya yaitu huruf kawi. Prasasti ini berisi sebuah cerita tentang keluarga Dapunta Salendra.

Menurut sejarawan Prof. Drs. Boechari, Dapunta Salendra merupakan cikal bakal yang nantinya akan menjadi raja-raja keturunan Wangsa Syailendra.

  • Berita dari I-Tsing, pendeta Budha dari Cina
  • Berita Cina dari Dinasti Tang yang menyebutkan bahwa terdapat kerajaan Ho Ling, letaknya berada di Jawa Tengah.

Raja yang Pernah Memerintah di Kerajaan Kalingga

raja yang pernah memerintah di kerajaan kalingga
ilmunik.com

Pada tahun 647 Masehi, kerajaan ini dipimpin oleh seorang ratu yang bernama Shima. Ratu tersebut terkenal akan kebijaksanaan sifatnya dan juga tindakannya yang adil.

Ratu Shima juga dikenal dengan pemimpin yang tegas pada saat memerintah kerajaan ini. Bukti ketegasan Ratu Shima yaitu pernah menghukum putranya sendiri yang telah melanggar aturan. Ratu Shima ini beragama Hindu aliran Syiwa. Pada masa pemerintahannya, kerajaan ini pernah mengalami masa kejayaan lho.

Dalam cerita parahyangan, Ratu Shima menikah dengan Mandi minyak yang merupakan seorang putra mahkota dari kerajaan Galuh. Tak lama kemudian, Mandiminyak menjadi raja kedua dari kerajaan Galuh tersebut. Ratu Shima memiliki seorang cucu yang bernama Sanaha.

Kemudian, cucu Ratu Shima tersebut menikah dengan raja ke tiga kerajaan Galuh yang bernama Bratasenawa. Dari pernikahannya tersebut, cucu Ratu Shima dikaruniai seorang anak yang diberi nama Sanjaya. Pada tahun 732 Masehi, Ratu Shima meninggal dunia.Setelah Ratu Shima meninggal, kemudian tahtanya turun kepada Sanjaya. 

Pada akhirnya Sanjaya menjadi raja di Kerajaan Kalingga bagian Utara. Selanjutnya kerajaan tersebut disebut dengan Bumi Mataram. Tak lama kemudian, Raja Sanjaya mendirikan Dinasti Sanjaya di Kerajaan Mataram Kuno. Dinasti Kerajaan merupakan sebuah sistem kerajaan dimana pemimpinnya dan pengurusnya berasal dari anak cucunya. 

Letak dan Wilayah Kekuasaan Kerajaan Kalingga

letak dan wilayah kekuasaan kerajaan kalingga
www.wikuwik.com

Dari catatan Tiongkok diungkapkan bahwa Kerajaan Kalingga terletak di daerah Pekalongan dan Jepara saat ini. Ibu Kota Kerajaan ini dikelilingi oleh tembok yang dibangun menggunakan tonggak kayu. Sang Raja mendiami bangunan besar bertingkat tinggi serta sangat megah kala itu.

Tentu saja demikian, atap dari bangunan tersebut dibuat menggunakan palem. Sedangkan singgasana sang Raja dibuat menggunakan gading yang jumlahnya sangat banyak. Pada saat itu pusat kota kerajaan ini terletak di Jepara. Hal ini dikarenakan di wilayah tersebut terdapat sebuah tempat yang bernama Keling.

Sedangkan wilayah kekuasaan kerajaan ini yaitu daerah pekalongan. Sebab, kerajaan ini dibangun di daerah pekalongan yang pada saat itu merupakan sebuah pelabuhan kuno. Bahkan nama kota yang satu ini terkait dengan nama kerajaan ini yaitu Pe-kaling-an.

Silsilah Kerajaan Kalingga

silsilah kerajaan kalingga
salamadian.com

Sosok Ratu Shima saling terkait dengan Kerajaan Galuh. Pasalnya Ratu Shima merupakan istri atau permaisuri dari Raja Kerajaan Galuh ke dua yaitu Raja Mandi minyak. Ratu dari Kerajaan ini memiliki cucu yang dikenal sebagai Sanaha yang kemudian menikah dengan Raja ke tiga dari Kerajaan Galuh.

Nama Raja tersebut adalah Bratasena. Hasil dari perikahannya tersebut terdapat seorang penerus yang diberi nama Sanjaya. Kelak Sanjaya akan menjadi Raja dari Kerajaan Galuh dan Kerajaan Sunda. Dia memerintah kerajaan sejak tahun 723 Masehi hingga 732 Masehi.

Pada saat Ratu Shima meninggal dunia yaitu tahun 732 Masehi, Sanjaya diangkat sebagai Ratu dari Kerajaan ini. Sehingga ia memerintah sebagai Ratu Kerajaan Klingga Utara yang dikenal dengan sebutan Bumi Mataram. Selanjutnya, terbentuklah Dinasti atau Wangsa Sanjaya di daerah Mataram Kuno tersebut.

Pada akhirnya Kerajaan ini ditaklukkan oleh Kerajaan Sriwijaya pada tahun 752 Masehi. Kalingga dianggap sebagai salah satu jaringan perdagangan Hindu pada kala itu oleh Kerajaan Sriwijaya. Nasib Kerajaan ini hampir sama dengan Kerajaan Tarumanegara dan Melayu yang sudah lebih dulu ditaklukkan oleh Kerajaan Sriwijaya.

Hal ini dikarenakan tiga Kerajaan tersebut dianggap oleh Kerajaan Sriwijaya sebagai pesaing berat dalam jaringan perniagaan.

Masa Kejayaan Kerajaan Kalingga

masa kejayaan kerajaan kalingga
www.romadecade.org

Nah, masa kejayaan atau masa emas kerajaan ini terjadi pada saat dipimpin oleh Ratu Shima. Sang Ratu yang terkenal dengan kejujuran, keadilan dan kedermawanannya. Bukti dari itu semua adalah Ratu Shima menerapkan hukuman potong tangan bagi siapa saja yang berani mencuri.

Sifatnya yang tegas membuat semua rakyat tunduk dan patuh padanya. Bukan hanya itu saja, sang ratu juga memiliki jiwa yang sangat baik untuk menjadi pemimpin kerajaan. Tak heran jika pada masa pemerintahannya mengalami masa kejayaan. Kaling yang terletak di Jepara merupakan Ibu Kota dari kerajaan yang satu ini.

Kawasan ini terkenal dengan kesuburan tanahnya. Oleh karenanya, sebagian besar mata pencaharian penduduknya yaitu bertani. Bahkan hasil buminya laku terjual hingga ke negeri Tiongkok. Sangat menakjubkan bukan daerah yang satu ini?.

Tentu saja, dengan adanya tanah yang subur, rakyat yang rajin serta pemimpin yang adil menjadikan kerajaan ini sangat tersohor dibandingkan dengan Kerajaan lain.

Masa Keruntuhan Kerajaan Kalingga

masa keruntuhan kerajaan kalingga

Sayangnya, masa kejayaan kerajaan ini tidak berlangsung lama. Setelah Ratu Shima meninggal dunia dan tahtanya turun kepada cucunya, kerajaan ini mulai memburuk. Selain itu, terdapat beberapa tanda-tanda kehancurannya. Puncak kehancuran tertinggi dari kerajaan ini yaitu pada saat terjadinya serangan dari Kerajaan Sriwijaya.

Seluruh jalur perniagaan Kerajaan ini direbut oleh Kerajaan Sriwijaya. Akibatnya rakyat kerajaan ini terpaksa harus mengungsi,  karena tempatnya sudah tidak bisa dihuni. Sebagian besar rakyat Kerajaan ini mengungsi ke pedalaman Pulau Jawa.

Peninggalan Kerajaan Kalingga

peninggalan kerajaan kalingga
www.romadecade.org

Bisa dikatakan catatan sejarah mengenai kerajaan yang satu ini sangatlah terbatas. Hanya ada beberapa saja yang bisa membuktikan bahwa kerajaan ini benar-benar ada dan memiliki beberapa peninggalan. Ya, terdapat catatan sejarah pengembara dari zaman Dinasti Tang dan I-Tsing yang menjadi rujukan utama adanya Kerajaan ini.

Selain itu, terdapat juga para ahli yang mengungkap keberadaan Kerajaan ini melalui penelitiannya. Melalui penelitian yang dilakukan, para ahli dapat menemukan beberapa peninggalan dari kerajaan ini seperti candi, arca dan prasasti. Nah, berikut beberapa peninggalan dari Kerajaan Kalingga:

  • Prasasti Tukmas

Nah, huruf yang terdapat dalam prasasti ini yaitu huruf pallawa dengan bahasa Sansekerta. Prasasti ini terletak di Kecamatan Grabak, Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah.

Selain terdapat beberapa tulisan, pada prasasti ini juga terdapat pahatan gambar. Peninggalan kerajaan yang satu ini mengungkap bahwa terdapat aliran air yang sangat jernih letaknya berada di lereng merapi. Aliran sungai tersebut sangat mirip dengan aliran sungai Gangga yang letaknya berada di India.

Sejumlah gambar yang tertera pada prasasti tersebut diantaranya yaitu cakra, bunga teratai, kerasangka, kendi, trisula dan kapak. Prasasti ini menunjukkan bahwa Kerajaan Kalingga memiliki hubungan dengan kebudayaan agama Hindu yang berasal dari India.

Memang penemuan prasasti ini lokasinya relatif jauh dari Ibu Kota Kerajaan yang letaknya di Jepara. Namun, pada kala itu wilayah kekuasaan kerajaan sangat luas hingga ke Jawa Tengah.

  • Prasasti Sojomerto

Prasasti yang satu ini ditemukan di daerah Batang. Sojomerto merupakan nama sebuah dusun dimana prasasti ini ditemukan pertama kali.

Pada prasasti ini terdapat tulisan dengan huruf Kwi yang menggunakan bahasa Melayu Kuno. Oleh karena itu, prasasti ini diperkirakan telah dibuat pada abad ke tujuh Masehi. Pahatan pada prasasti ini mengungkapkan tentang kehidupan dan keadaan keluarga dari Kerajaan tersebut.

Dapunta Syailendra tertulis sebagai pendiri dari kerajaan ini. Dengan adanya penemuan ini, dapat disimpulkan bahwa pendiri Kerajaan ini berasal dari keturunan Dinasti Syailendra yang merupakan sosok penguasa dari Kerajaan Mataram Kuno.

  • Prasasti Upit

Para ilmuwan menemukan prasasti ini di wilayah Desa Ngawen, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Dalam penemuan ini menjelaskan bahwa pada kala itu terdapat sebuah kampung yang harus membayar pajak yaitu kampung upit.

Namun, pembayaran pajak tersebut dibebaskan oleh Ratu Shima selaku pemimpin kerajaan. Oleh karena kebijaksanaannya, Ratu membebaskan biaya pajak bagi seluruh rakyatnya. Agar prasasti ini bisa terus dijaga dan dilestarikan, pemerintah setempat setuju jika prasasti ini disimpan di museum purbakala. Letak museum tersebut yaitu di daerah Prambanan, Klaten.

  • Candi Angin

Selain meninggalkan beberapa prasasti seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya. Kerajaan yang satu ini juga meninggalkan beberapa bangunan yang berupa candi lho.

Salah satunya yaitu candi angin yang letaknya berada di Desa Tempur, Kecamatan Keling, Kabupaten Jepara. Candi ini diberi nama keling karena letaknya yang sangat tinggi. Meski setiap hari diterpa angin yang kencang, tapi bangunan Candi ini tetap kokoh dan tidak roboh sedikitpun.

Menurut penelitian para ahli, Candi Angin ini telah dibangun sebelum Candi Borobudur. Candi ini diprediksi telah dibangun sebelum masuknya agama Hindu dan Budha melebur dengan kebudayaan Jawa. Hal ini dibuktikan, pada candi tersebut tidak terdapat ornamen Hindu ataupun Budha. 

  • Candi Bubrah

Lokasi Candi ini tidak jauh dari Candi sebelumnya yaitu Candi Angin. Diberi nama Candi Bubrah karena bangunan ini ditemukan sudah luluh lantak. Bubrah dalam bahasa Jawa berarti hancur lebur atau sudah berantakan. Jika dilihat dari gaya bangunan dan segi arsitekturnya, Candi ini dibangun pada abad ke sembilan Masehi.

Sebuah penelitian mengungkap bahwa Candi ini bercorak Budha. Oleh karena Candi ini bercorak Budha, bahan material yang digunakan untuk membuat bangunan ini yaitu batu andesit. Ukurannya berkisar 12 X 12 meter persegi. Sayangnya, pada saat ditemukan, Candi ini hanya menyisakan reruntuhan dengan tinggi hanya berkisar dua meter.

  • Situs Puncak Sanga Likur

Nah, letak situs ini berada di puncak Rahwatu (Gunung Muria) dekat dengan kecamatan Keling. Di wilayah tersebut terdapat empat arca diantaranya yaitu arca Tagog, Batara Guru, Narada dan Wisnu.

Hingga saat ini belum ada yang dapat memastikan mengenai bagaimana caranya mengangkut arca tersebut ke puncak itu, karena medan yang cukup berat dan berliku. Pada tahun 1990 di area puncak tersebut prof.Gunadi beserta keempat stafnya dari balai Arkeolog Nasional Yogyakarta menemukan prasasti Rahtawun.

Selain terdapat beberapa arca, di tempat tersebut juga terdapat enam tempat pemujaan yang letaknya menyebar dari arah bawah hingga puncak.

Masing-masing tempat tersebut diberi nama (Pawayangan):

  • Abiyoso
  • Bambang Sakri
  • Jonggring Saloko
  • Pandu Dewonoto
  • Sekutrem
  • Kamunoyoso.

Kerajaan Kalingga merupakan salah satu kerajaan yang berdiri sejak abad ke 6 Masehi. Kerajaan ini juga bisa disebut dengan kerajaan Ho Ling. Seperti yang sudah dijelaskan di atas bahwa terdapat beberapa raja yang pernah memerintahnya. Selain itu, hingga saat ini juga memiliki peninggalan yang unik. Sangat menarik bukan kisah kerajaan yang satu ini?

Baca Juga Kerajaan Islam Di Indonesia

Bukan hanya itu saja, kerajaan ini ternyata juga pernah berjaya di masanya. Ulasan di atas bisa Anda gunakan sebagai salah satu sumber pengetahuan akan sejarah kerajaan pada zaman dahulu. Semoga ulasan di atas berguna bagi Anda.

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.