Konjungsi Temporal – Dalam dunia tulis menulis, Anda tentunya sudah sangat akrab dengan yang namanya konjungsi temporal. Hanya saja kadang banyak orang yang tidak tahu artinya padahal sering menggunakannya. Konjungsi temporal atau disebut juga dengan kata hubung merupakan hal yang sangat penting dalam dunia tulis menulis.
Kata ini sangat dibutuhkan untuk menyusun suatu kalimat yang benar sesuai dengan EYD. Karena konjungsi ini sangat penting, oleh karena itu kali ini kita akan mengupas secara tuntas tentang jenis konjungsi ini. sudah tidak sabar ingin mengetahui kata hubung ini? yuk langsung saja simak informasi selengkapnya di bawah ini.
Pengertian Konjungsi Temporal
Seperti yang sudah disinggung di atas bahwa konjungsi temporal merupakan kata hubung. Lebih tepatnya lagi, konjungsi temporal adalah suatu kata tugas yang memiliki fungsi untuk menghubungkan dua klausa atau lebih dan lebih mengacu pada waktu serta saran kohesi suatu teks.
Dalam teks kohesi, ada banyak hal yang memerlukan perhatian khusus. sebab, kata yang disusun haruslah memiliki keserasian pada setiap unsurnya. Sehingga terciptalah kata yang indah, nyaman dan enak untuk dibaca maupun dipahami.
Jenis-Jenis Konjungsi Temporal
Sebagai kata hubung, konjungsi temporal ini dibagi menjadi dua jenis yang pertama adalah konjungsi temporal sederajat dan yang kedua konjungsi temporal bertingkat. Untuk lebih jelasnya, berikut ini adalah penjelasan lengkap mengenai kedua jenis konjungsi ini.
-
Konjungsi Temporal Sederajat
Yang dimaksud dengan konjungsi temporal sederajat merupakan kata penghubung yang memiliki sifat setara atau sederajat. Jenis konjungsi ini tidak bisa dan tidak boleh diletakkan di awal kalimat.
Jika Anda nekat untuk meletakkan konjungsi ini di awal kalimat, maka hasil kalimat yang dibuat akan sangat tidak efektif. Akhirnya kata tersebut sangat tidak enak untuk dibaca.
-
Konjungsi Temporal Bertingkat
Ini adalah kata penghubung yang menghubungkan kalimat yang bertingkat. Berbeda dengan konjungsi sederajat, jenis konjungsi ini biasanya diletakkan di awal kalimat maupun di tengah kalimat. Bahkan ada juga konjungsi yang diletakkan di akhir kalimat.
Perbedaan Konjungsi Temporal Sederajat dengan Konjungsi Temporal Tidak Sederajat
Berdasarkan penjelasan dari kedua konjungsi di atas, tentunya konjungsi ini sangat berbeda. Adapun perbedaan dari kedua konjungsi ini antara lain adalah sebagai berikut:
Dilihat dari | Konjungsi Temporal Sederajat | Konjungsi Temporal Tidak Sederajat |
Letak | Letaknya berada di tengah kalimat | Letaknya bisa dimana saja baik di depan, di tengah maupun di akhir kalimat (fleksibel) |
Kata | Jenis konjungsi yang digunakan seperti lalu, selanjutnya, kemudian, sesudahnya, sebelumnya. | Jenis konjungsi yang digunakan seperti hingga, demi, sejak, sambil, apabila, selama, ketika, sebelum, semenjak, waktu, bila, apabila, setelah |
Contoh Konjungsi Temporal Sederajat
Konjungsi temporal sederajat adalah kata hubung yang hanya boleh digunakan pada tengah kalimat saja. jenis kata hubung ini memiliki sifat yang sama atau sederajat. Pada umumnya, jenis konjungsi ini digunakan pada kalimat majemuk sementara.
Berdasarkan penulisan yang baik, dalam hal penempatan kata hubung ini tidak boleh diletakkan pada posisi awal maupun di akhir kalimat. Akan tetapi, kata hubung ini harus diletakkan di tengah kalimat saja.
Adapun contoh kata hubung sederajat adalah lalu, selanjutnya, sesudah, sebelumnya, setelahnya, kemudian. Untuk lebih jelasnya, berikut ini adalah contoh penerapan konjungsi temporal sederajat dalam bentuk kalimat.
“Lalu”
- Ibu memasak nasi, lalu ditambahkan dengan ayam dan sambal.
- Adik bermain petak umpet, lalu ia terjatuh.
- Arini membaca sebuah dongeng, lalu menceritakannya kembali.
- Amir membeli beras satu kantong dengan harga yang murah, lalu ia menjualnya kembali dengan harga yang mahal.
- Ayah berangkat ke kantor, lalu pulang mampir ke warung untuk membeli beras.
- Ibu menyuruh adik membeli garam, lalu menambahkannya pada masakan.
“Sesudahnya”
- Ibu minum jus buah, sesudahnya ibu mencuci gelas dan meletakkannya kembali ke rak piring.
- Anak-anak bermain basket di lapangan, sesudahnya istirahat di bawah ring sambil meminum air.
- Joni mencuci wajan, sesudahnya ia memasak ayam goreng.
- Dian pergi ke toko buku, sesudahnya dia membeli jajan di pedagang kaki lima.
- Jono menyapu halaman depan dengan bersih, sesudahnya ia menyapu halaman belakang namun tidak selesai.
- Indra melakukan sit up, sesudahnya ia melakukan push up.
“Sebelumnya”
- Ibu pergi ke pasar, sebelumnya ibu mampir ke pom bensin untuk mengisi bahan bakar kendaraan bermotor miliknya.
- Ida menangis sendirian di kamar, sebelumnya ia sempat putus dengan pacarnya.
- Mita sangat senang karena sebelumnya ia mendapatkan hadiah dari Ibu karena berhasil mendapatkan peringkat pertama.
- Dino duduk di warung sambil menghisap rokok sebelumnya dia habis dimarahi ayahnya.
- Difa menonton drama korea hingga larut malah, sebelumnya ia sudah tidur siang seharian.
- Meri dihukum oleh guru untuk membersihkan halaman sekolah, sebelumnya ia datang ke sekolah terlambat.
- Pak budi menanam padi, sebelumnya ia sempat menanam sayur namun gagal.
“Selanjutnya”
- Arus balik membuat Jalan Thamrin macet, selanjutnya para pengendara memilih menggunakan jalan alternatif untuk menyiasati nya.
- Masukkan buah naga ke dalam blender, selanjutnya tambahkan sedikit air dan gula lalu nyalakan blender sampai jus siap untuk disajikan.
- Indah pergi ke rumah teman untuk mengerjakan tugas, selanjutnya ia harus kembali ke rumah dengan tepat waktu.
- Hari ini kegiatan Irma pergi belanja bersama ibu, selanjutnya mengerjakan tugas bersama teman kuliah di kafe.
- Bagas menemukan dompet di pinggir jalan, selanjutnya ia mengembalikannya ke polisi untuk dikembalikan kepada pemiliknya.
- Ibu memasakkan makanan yang sangat spesial, selanjutnya makanan tersebut akan dihidangkan untuk merayakan ulang tahun Ayah.
“Kemudian”
- Aku pergi ke rumah Nita, kemudian ke rumah bagas untuk mengambil buku yang tertinggal.
- Muhammad sarapan pagi dengan nikmatnya, kemudian ia berangkat ke sekolah diantar oleh Ayah.
- Adik sudah di belikan tas oleh ibu, kemudian ia juga di belikan buku dan alat tulis serta sepatu untuk keperluan sekolah.
- Masukkan mie pada air mendidih, kemudian masukkan telur dan aduk hingga mie benar-benar matang.
- Bu Guru memberikan materi tentang panca indera, kemudian Bu Guru memberikan informasi bahwa minggu depan akan diadakan ulangan.
Contoh Konjungsi temporal Tidak Sederajat
Jika di atas sebelumnya sudah dijelaskan mengenai contoh konjungsi temporal sederajat maka kali ini akan diberikan contoh dari konjungsi temporal tidak sederajat. Jenis konjungsi ini biasanya digunakan untuk menghubungkan dua buah kejadian dimana kalimatnya ini memiliki kedudukan yang bertingkat dan biasanya digunakan pada jenis kalimat majemuk.
Nah, konjungsi temporal tidak sederajat ini biasanya digunakan pada awal kalimat, tengah maupun di akhir kalimat. Adapun contoh konjungsi ini seperti bila, jika, bilamana, apabila, sambil, tatkala, waktu, ketika, demi, hingga, seraya, sebelum, sedari, semenjak, sejak, selama, sementara dan lainnya.
Berikut ini adalah contoh pengalokasian konjungsi temporal tidak sederajat seperti di bawah ini.
“Bila”
- Bila aku menjadi presiden, maka aku akan membuat rakyat bahagia dan sejahtera.
- Bila aku memiliki usaha, maka aku akan menjadi orang kaya yang sukses.
- Bila ibu sakit, aku dan kakakku yang selalu menjaganya.
- Bila kamu taat dengan aturan sekolah, maka kamu tidak akan dihukum.
- Bila kamu sakit, maka aku akan sedih.
“Apabila”
- Apabila kamu benar-benar mencintai saja, maka lamar saya di hadapan Ayah saya saat ini.
- Apabila kita membuang sampah di sungai, maka hal ini bisa mengakibatkan banjir dan pencemaran air.
- Semua manusia tentunya bisa sukses jika mau usaha dan bekerja keras.
“Demi”
- Demi mendapatkan uang 25 ribu rupiah, ayah harus banting tulang dari pagi hingga sore.
- Demi memberi makan anak-anaknya, ibu itu harus memulung di tempat yang kotor seperti ini.
- Demi cintaku padamu, lautan akan aku seba
- Demi apa kamu melakukan ini kepadaku? Memangnya aku salah apa?
- Demi ingin melanjutkan kuliah, Adi rela untuk kerja partime demi membiayai kuliahnya.
- Tiga orang pemuda rela membunuh seorang wanita demi membegal kendaraannya.
“Hingga”
- Hingga saat ini korban belum juga ditemukan, kabar terakhir korban menghilang dari rumah sekitar pukul 13.00 pekan lalu.
- Dengan kerja keras dan semangat belajarnya yang tinggi, Attar bisa meraih prestasi hingga kancah internasional.
- Nadin selalu mengerjakan tugas dari guru dengan baik, hingga akhirnya ia berhasil menjadi siswa terbaik di kelasnya.
“Ketika”
- Ketika kau melewati jalan di perempatan sana, aku melihat sosok wanita yang sedang menangis, saat aku datangi, ternyata ia menghilang.
- Ketika aku berangkat sekolah, aku menemukan uang 50 ribu rupiah di jalan.
- Ketika ibu menyuruhku untuk belanja ke warung, aku langsung berangkat dengan semangat.
“Waktu”
- Waktu berjalan begitu cepat hingga tak terasa kini kamu sudah beranjak dewasa.
- Kami melihat tiga orang berjalan mengendap di depan rumah bu tuti waktu kami berangkat sekolah.
- Indah menangis tersendu-sendu waktu menyaksikan adegan yang menyedihkan pada drama Korea.
“Tatkala”
- Tatkala matahari terbenam, aku masih sibuk dengan kertas dan penaku.
- Mereka berdua berlari ketakutan ketika melihat pak umar marah sambil membawa kayu.
“Sambil”
- Ibu itu berjualan gorengan keliling desa sambil menggendong anaknya di punggungnya.
- Indah berbicara banyak hal sambil menulis rangkuman dari bu guru.
“Sebelum”
- Sebelum janur kuning melengkung, aku masih berhak untuk mendapatkan cintamu.
- Ada baiknya biasakan untuk mencuci tangan sebelum makan dan setelah makan.
“Semenjak”
- Semenjak Ayah meninggal, ibu menjadi kehilangan semangat.
- Semenjak Pak Ardi menjadi direktur utama, istrinya menjadi sangat sombong.
Seperti itu kiranya konjungsi temporal baik dari segi jenis dan juga contohnya. Dengan adanya penjelasan mengenai konjungsi ini diharapkan Anda bisa menulis kalimat yang lebih efektif dan enak dibaca serta dipahami. Semoga adanya informasi ini bisa bermanfaat.