Cerpen Bobo Untuk Dongeng Anak Sebelum Tidur

Cerpen bobo – Saat kecil dulu, apa sih cerpen favorit yang selalu Anda baca atau Anda dengarkan? Bobo, ya mungkin di rumah Anda ada begitu banyak majalah Bobo dengan cerpen menarik khas anak-anaknya.

Meski sekarang sudah tidak banyak majalah Bobo yang dijual di toko-toko buku, tapi ini bukan alasan untuk Anda berhenti menceritakan betapa serunya cerpen Bobo untuk si kecil ya.

Di era modern seperti sekarang Anda bisa mengambil banyak cerpen yang dulu dikemas dalam Majalah Bobo di media internet. Seperti berikut ini ada beberapa cerpen menari yang dulu mungkin sudah tidak asing Anda atau dengarkan.

Cerpen Bobo Tentang Tanaman

cerpen bobo tentang tanaman
Pexels.com

Tanaman Jarak dari Nenek

Tanaman jarak itu ga bagus, Bun,” protes Ika kepada mamanya siang hari itu.

“Tapi Nenek ingin menanam tanaman ini di halamn kita, Nak.”

“Tapi, nanti taman kita bakalan jadi jelek, Bun.” protes Ika tak kalah sengit.

Nenek Lasmi adalah nenek Ika yang berasal dari kampung. Rencananya dua hari lagi Nenek Lasmi akan datang untuk tinggal bersama anak dan cucu perempuannya. Sebelum pindah, Nenek telah mengirimkan 15 polibag kecil yang berisi bibit tanaman jarak. Rupanya nenek meminta kepada Mama untuk menanam tanaman jarak tersebut di halaman rumah mereka.

“Sepertinya Nenek cerewet sekali, ya, Ma…” sungut Ika.

“Hus, kamu ga boleh ngomong gitu, Ikan kan cucu kesayangannya Nenek. Biar nenek makin sayang sama Ika, ayo kita menyenangkan hati nenek dengan bantu menanam tanaman jarak ini,” bujuk Mama.

Ika hanya menggembungkan pipinya ketika mendengar apa yang dikatakan Mama. Sebenarnya Ika sangat suka berkebun. Di rumahnya banyak ditanami berbagai jenis bunga mulai dari bunga anggrek sampai gelombang cinta.

Tapi saat melihat kiriman tanaman jarak dari neneknya, Ika langsung tidak suka. Menurutnya tanaman jarak itu sangat jelek karena bentuknya yang tak beraturan. Bunganya juga sangat kecil bahkan hampir tidak terlihat.

Dua hari kemudian Nenek sudah datang. Dengan keadaan yang segar bugar Nenek Lasmi langsung menghampiri Ika cucu kesayangannya.

“Ika, cucu Nenek!”

“Sudah ditanam belum tanaman jaraknya?” tanya nenek.

“Iya, sudah, Nek.” sahut Mama sembari menunjuk ke tanaman jarak yang sudah ditanam rapi.

“Gigi Ika sudah dicabut?” tanya nenek tiba-tiba di suatu sore.

“Belum, Nek. Kata dokter giginya kemarin gigi Ika bisa dicabut kalau sudah tak terasa sakit lagi.”

“Makanya, kamu harus hati-hati kalau makan. Kalau masuk ke gigi yang berlubang pasti akan sakit lagi.”

“Iya, Nek.”

“Nek, Ika mau makan bakwan udang dulu ya.”  kata Ika dengan manis.

Satu gigitan. Dua gigitan. Dan Nyuuutt! Ia merasa ada makanan yang masuk ke dalam lubang gigi. Ika langsung mengaduh.

“Aduh, Maa…! Sakiitt bangeett! Hu..hu..hu..”

Ika langsung memegangi pipinya dan tak bisa menahan tangis. Mama yang melihatnya seketika panik.

Tiba-tiba Nenek Lasmi memegang pipi Ika dan memintanya untuk membuka mulutnya lebar-lebar.

Ika merasakan sesuatu yang pahit di mulutnya. “Sabar, ya sayang. Sebentar lagi ga sakit,” hibur Nenek sambil meneteskan getah jarak pada lubang gigi Ika.

Ternyata benar kata Nenek, tak lama kemudian rasa sakit pada gigi Ika menghilang. Ika kemudian berhenti menangis dan keheranan.

“Nek, sekarang giginya sudah tidak sakit lagi.” Kata Ika

“Alhamdulillah” seru Mama dan Nenek bersamaan.

“Itu tadi apa, Nek.” Tanya Ika penasaran.

“Itu getah jarak,” jawab Nenek kemudian.

“Itu, lo, getah dari tanaman yang nenek suruh Ika tanam kemarin,” tambah Mama sambil menunjukan ke arah tanaman jarak yang ada di taman.

“Ooo…” seru Ika takjub.

“Nenek sengaja mengirim tanaman itu karena kemarin Mamamu memberi tahu bahwa gigi Ika berlubang,” jelas Nenek.

Akhirnya terjawablah apa alasan  Nenek menyuruh menanam tanaman jarak untuk ditanam di taman.

Cerpen Bobo Tentang Puasa

cerpen bobo tentang puasa
pixabay.com

Batal Puasa dan Alergi

Ketika Ari sampai di rumahnya, matahari sudah berada tepat diatas. Akhirnya, dia melemparkan tasnya ke atas meja belajar dan langsung merebahkan dirinya ke atas kasur. Di luar sana cuaca sangat panas sampai serasa membakar kulit.

Uhh..pasti membuat dehidrasi. Seketika Ari teringat dengan ucapan gurunya yang menjelaskan tentang istilah dehidrasi, dimana tubuh kekurangan cairan dan akan merasa lemas.

Cuaca yang panas dan juga gerah menyebabkan jarak antara sekolah dan rumah yang sebenarnya hanya beberapa ratus meter terasa seakan lebih jauh dan melelahkan. Belum lagi rasa lapar yang terasa menusuk perut perut. Hmm..siang-siang panas gini memang paling enak makan ayam goreng, sop, sambal, dan juga es jeruk.

Ups, Ari hampir lupa kalau dia sedang berpuasa. Akhirnya buru-burulah ia singkirkan pikiran tentang lezatnya hidangan yang biasa Bundanya siapkan untuk makan siang. Ari lalu melirik jam yang ada di kamarnya. Baru jam 2. Berarti masih ada 4 jam lagi sampai waktu buka puasa tiba.

Duh, masih lama ya! Karena tidak sabar menunggu buka puasa, Ari dia-diam akhirnya mengendap-ngendap menuju ke ruang makan dan membuka tudung saji. Dibukanya tudung saji di atas meja. Tetapi? Yah, tak ada makanan apapun di dalamnya.

“Lo, Mas Ari sudah pulang?” tanya Riza adik semata wayangnya tiba-tiba.

Deg! Teguran Riza yang tiba-tiba membuat jantung Ari seakan mau copot. Ternyata Riza sudah memperhatikannya sedari tadi.

“Mana Bunda, Za? Kok rumah sepi banget?” Ari pura-pura bertanya sembari membersihkan meja makan.

“Bunda ke pasar.Lagi belanja buat kita buka puasa!” Jawab Riza ringan.

Mendengar itu, Ari langsung merebahkan diri ke Kasur lagi. Tapi dia masih gelisah karena perutnya sudah keroncongan. Saat melihat adiknya sedang asyik mengerjakan PR di ruang keluarga, ia akhirnya pergi ke dapur dan membuka kulkas.

Uh kosong lagi! yang ada hanya makanan beku disana. Namun Ari tidak menyerah, ia akhirnya menatap pintu laci dapur yang posisinya sangat tinggi, ia pun memanjat menggunakan kursi lalu memeriksanya satu per satu. Akhirnya ia melihat sepiring mendoan udang yang ada di balik kaleng susu.

Setelah melihat kiri kanan, tanpa basa basi Ari melahapnya dengan sangat  cepat. Nyam, nyam, nyam…hmm sungguh enak. Dalam sekejap tiga potong mendoan udang sudah masuk ke dalam perutnya yang tadi kosong. Ah, lumayan buat bekal menunggu maghrib tiba.

Ketika ibunya pulang, Ari sudah menyelinap masuk ke dalam kamar dan pura-pura sedang tidur.

Tapi kok kulitnya semakin panas, ya? Apakah udara di luar menjadi semakin panas hingga ia kegerahan. Dan, astaga! Seluruh tubuh Ari kini dipenuhi bercak kemerahan. Ia pun merasakan sensasi gatal dan panas.

Dari dapur Ari mendengar Bundanya berteriak. “Lo, ko mendoan udangnya tinggal separuh?”

“Mendoan udang yang mana, Bun? sahut Riza dari ruang tengah.

“Itu, yang ibu taruh di atas lemari dapur. Kenapa tinggal tiga potong, ya?”

Ari yang diam-diam mendengarkan akhirnya terhenyak. Pantas saja tubuhnya panas dan gatal-gatal. Ternyata ini akibat mendoan udang yang dimakannya diam-diam tadi.

Ia baru tersadar kalau dia memiliki alergi pada udang. Akhirnya, Ari segera berlari keluar kamarnya sambil mengerang karena tubuhnya kepanasan dan kegatelan.

“Wah, ternyata kita ga perlu lagi menyewa detektif untuk menyelidiki kasus ini, Bun. Pelakunya sudah ada di depan kita!” seloroh Riza menggoda kakaknya.

Ari hanya meringis. Di dalam hati ia malu dan menyesal akan perbuatannya.

Yah..kalau sudah ketahuan seperti ini, bagaimana mau untuk berpura-pura lagi.

Cerpen Bobo Tentang Makanan

cerpen bobo tentang makanan
pixabay.com

Es Krim Tahu

Cuaca yang sangat panas siang ini, membuat Sendi berkali-kali mengeluh kegerahan. Dari tadi ia sudah membayangkan bisa memakan es krim yang sangat dingin, lembut, manis dan juga segar.

“Pasti segar, ya, kalau makan es krim di tengah terik matahari seperti ini,” kata Sendi.

Namun Sendi ingat kalau ia tidak boleh keluar rumah jika belum selesai mengerjakan PR.

Akhirnya ia pun segera bergegas untuk mengerjakan PR dan berhenti untuk melamunkan es krim.

“Selesai!” seru Sendi bahagia. Ia sangat senang karena artinya ia boleh keluar dan membeli es krim kemudian menikmatinya.

“Bu, Sendi sudah menyelesaikan PR. Sendi boleh keluar untuk beli es krim, ya,” kata Sendi pada Ibunya.

“Nah, gitu dong. Kalau PR-nya sudah beres, Sendi tentu boleh keluar beli es krim,” jawab Ibu.

Sendi akhirnya berjalan dengan riang keluar rumah sambil bersenandung. Sudah terbayang jelas bagaimana kelezatan dan kesegaran es krim ketika masuk ke kerongkongannya. Akhirnya setelah beberapa saat berjalan, sampai juga ia ke toko es krim.

“Loh, kok tutup ya toko es krimnya?” kata Sendi.

Ia pun melihat ke sisi kiri dan kanan toko dan ternyata tokonya memang tutup.

“Yah..padahal sudah pengen banget nih beli es krim. Kok tutup sih. Dimana ya tempat lain buat beli es krim?” kata Sendi pada dirinya sendiri.

Sendi akhirnya berfikir mungkin di pasar ia bisa menemukan toko es krim. Ia pun melanjutkan langkahnya ke pasar, dan berharap untuk bisa merasakan kesegaran es krim.

Saat melihat nugget kotak besar yang ditusuk dengan tusukan es krim berwarna oranye, ia kira itu es krim.

Tanpa berfikir lama Sendi pun langsung memesan,”Pak, mau satu, ya!”

“Pasti enak sekali es krim ini!” kata Sendi ketika penjual tersebut menyerahkan makanannya.

“Tapi nak,  itu bukan…” Belum selesai penjual itu menjelaskan, Sendi sudah bergegas pergi dengan riang.

Dan HAP..!!

Lembut sekali es krim ini dan sangat hangat. Kemudian ia merasakan ada yang salah.Rasa es krim yang ia makan tidak segar. Justru gurih seperti ada bumbu masakan.

Ketika memperhatikan kembali makanan di tangannya ia baru tersadar bahwa itu adalah nugget ayam, bukan es krim. “Ya ampuuuunn..!!” katanya sambil tak berhenti menertawakan diri sendiri.

Untung rasa nuggetnya enak, ia akhirnya menikmati jajanannya dengan lahap.

Sesampainya di rumah..

“Gimana Sendi, enak es krimnya?” tanya Ibu.

“Enak banget dong Bu. Es Krim varian rasa baru,” jawab Sendi sambil tersenyum.

“Oh? Rasa apa emangnya?” tanya Ibu penasaran.

“Rasa ayam! Hihihihi,” jawab Sendi cekikikan.

Ibu bingung dengan tingkah dan jawaban Sendi. Namun ia juga jadi ikut tertawa karena Sendi tidak berhenti tertawa.

Baca Juga : 10 Contoh Cerpen Singkat, Persahabatan, Pendidikan, Islami, Lucu, dll

Memang dengan alur yang sangat ringan dan menceritakan tentang kehidupan sehari-hari, jadi cocok sekali untuk Anda dongengkan pada anak-anak sebagai hiburan sekaligus sarana edukasi. Dengan demikian diharapkan muncul imajenasi yang baik untuk anak anda, semoga bermanfaat !

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.