Sebagian orang pasti asing dengan istilah arti mitigasi, atau bahkan sama sekali belum pernah mendengarnya. Lalu apa sih arti mitigasi? kaitannya dengan kehidupan ini seperti apa? Untuk selengkapnya, simak ulasan berikut ini hingga selesai!
Arti Mitigasi
Apa arti mitigasi? Secara umum, arti mitigasi ialah suatu bentuk upaya yang dilakukan guna mengurangi atau bahkan menghapus terjadinya korban atau kerugian yang kemungkinan akan terjadi akibat bencana. Atau juga bisa diartikan sebagai upaya yang dilakukan dengan berbagai cara untuk persiapan sebelum terjadinya bencana.
Sesuai dengan Undang-Undang No. 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana, dimana arti mitigasi ialah suatu rangkaian bentuk upaya yang dilakukan guna meminimalisir terjadinya risiko serta dampak bencana, itu baik melalui pembangunan infrastruktur ataupun dengan memberikan kesadaran serta kemampuan untuk menghadapi bencana.
Dengan demikian, maka mitigasi dilaksanakan guna menghadapi terjadinya segala macam bencana, baik itu akibat bencana alam atau natural disaster, maupun bencana yang diakibatkan oleh ulah manusia sendiri atau man-made disaster. Sehingga tujuan utama dari mitigasi ialah guna mengurangi atau bahkan menghilangkan dampak dan risiko terjadinya bencana.
Tujuan Mitigasi
Sesuai dengan arti mitigasi diatas, maka dapat dilihat bahwa tujuan mitigasi ialah untuk mengurangi atau bahkan mencegah terjadinya bencana. Sebab, setiap orang tak tahu kapan dan dimana bencana akan datang.
Adapun secara lebih lanjut, tujuan dari mitigasi ialah sebagai berikut:
- Meminimalisir terjadinya dampak atau bahkan risiko yang kemungkinan akan terjadi karena suatu bencana. Misalnya kematian, kerusakan sumber daya alam, kerugian ekonomi, serta kerugian dan kerusakan lainnya.
- Sebagai pedoman untuk pemerintah agar membuat perencanaan pembangunan yang lebih baik lagi di suatu daerah.
- Meningkatkan kesadaran serta pengetahuan terhadap masyarakat, untuk menghadapi dampak serta risiko yang akan terjadi akibat bencana.
Jenis-Jenis Mitigasi
Mengacu pada arti mitigasi dan tujuannya, secara umum, mitigasi sendiri terdapat dua macam, yakni mitigasi struktural dan mitigasi non-struktural. Adapun penjelasan dua jenis mitigasi tersebut yakni sebagai berikut:
Mitigasi Struktural
Mitigasi struktural ialah upaya yang dilakukan untuk mengurangi risiko terjadinya bencana dengan cara melaksanakan pembangunan prasarana fisik. Yakni melalui spesifikasi tertentu serta memanfaatkan teknologi agar pencegahan dilakukan secara maksimal. Adapun contoh dari penggunaan teknologi dalam mitigasi struktural yakni:
- Memanfaatkan alat deteksi aktivitas gunung berapi, agar mengetahui bagaimana kondisi vulkanik gunung.
- Pembangunan kanal khusus dalam rangka mencegah terjadinya banjir
- Melakukan pembangunan dengan struktur bangunan yang tahan terhadap gempa
- serta, penggunaan sistem peringatan dini agar bisa memperkirakan kapan kemungkinan terjadi gelombang tsunami.
Dalam hal ini, mitigasi struktural lebih mengedepankan pada tindakan untuk mengurangi kerentanan terhadap bencana. Dan yang utama ialah dengan membuat bangunan yang tahan terhadap bencana. Sehingga, struktur bangunan yang dibuat dengan sedemikian rupa ini mampu bertahan untuk menghadapi bencana yang sewaktu-waktu akan membahayakan manusia.
Mitigasi Non-Struktural
Sedangkan, mitigasi non-struktural ialah upaya yang dilakukan untuk mengurangi dampak bencana yang kemungkinan akan terjadi, yakni melalui peraturan atau kebijakan tertentu. Adapun contoh dari mitigasi non-struktural ialah;
- Mengatur tata ruang kota secara baik dan rapi
- Anjuran membuang sampah pada tempatnya, atau larangan membuang sampah sembarangan seperti di selokan atau sungai
- Mengatur kapasitas pembangunan pada masyarakat.
Dengan demikian, mitigasi non-struktural lebih mengedepankan pembuatan peraturan atau kebijakan, dengan tujuan agar mencegah terjadinya dampak atau risiko bencana.
Kegiatan dalam Mitigasi Bencana
Terlepas dari arti mitigasi serta jenis dan tujuannya, penanganan bencana sendiri terdapat empat kategori berdasarkan siklus waktunya, yakni
- Sebelum terjadi bencana (mitigasi)
- Ketika terjadi bencana (perlindungan dan evakuasi)
- Sesaat setelah terjadi bencana (pencarian dan penyelamatan)
- Pasca terjadi bencana (pemulihan).
Dengan empat kategori penanganan bencana demikian, tentu perlu melakukan berbagai kegiatan demi mencegah agar bencana tak terjadi atau dalam hal ini disebut sebagai mitigasi. dengan mengacu pada arti mitigasi, maka kegiatan yang dilakukan dalam tahapan mitigasi ialah:
- Merencanakan partisipasi untuk melakukan penanggulangan bencana
- Mengenalkan serta memantau terhadap risiko terjadinya bencana
- Melakukan upaya fisik ataupun non-fisik, serta melakukan pengaturan untuk menanggulangi bencana
- Memberikan kesadaran pada masyarakat terhadap bencana
- Memantau secara tepat terhadap pengelolaan sumber daya alam
- Mengidentifikasi serta melakukan pengenalan terhadap sumber ancaman bencana
- Mengawasi pengelolaan lingkungan hidup serta pelaksanaan tata ruang
- Memantau dari penggunaan teknologi yang tinggi.
Dengan demikian, hal yang paling penting melakukan kegiatan mitigasi ialah memahami bagaimana sifat setiap bencana yang terjadi, sebab setiap bencana memiliki tipe bahaya yang berbeda.
Sebagai contoh, suatu negara lebih sering terancam gempa bumi, sedangkan negara lain lebih sering terjadi banjir. Dalam hal ini, tentu masing-masing negara harus menggunakan kegiatan mitigasi yang berbeda dan tepat agar pencegahan dilakukan secara maksimal.
Lebih dari itu, beberapa negara bahkan sangat rentan terhadap terjadinya kombinasi beberapa bencana, misalnya gempa bumi, tsunami dan banjir. Dengan begitu, maka pemahaman yang baik sangat diperlukan demi keselamatan negara, atau lebih tepatnya setiap negara memerlukan tenaga ahli dan ilmuwan seperti ahli seismologi, hidrologi, vulkanologi, serta lainnya.