Puisi Ibu – Seperti yang telah kita ketahui bahwa puisi merupakan ungkapan hati kepada seseorang atau sesuatu. Seperti halnya puisi ibu yang menjadi ungkapan terimakasih seorang anak kepada ibunya. Ibu merupakan orang yang sangat berjasa bagi setiap orang, karena beliaulah orang pertama kali yang merawat kita hingga kita besar sekalipun.
Sehingga perjuangan seorang ibu memang tak ada duanya di dunia ini. Coba saja bayangkan, perjuangan ibu mulai dari mengandung selama 9 bulan dan membesarkan kita dengan penuh kasih sayang. Tentu saja tenaga, pikiran, waktu dan harta sudah beliau keluarkan dengan ikhlas demi kebahagiaan anaknya.
Dengan apa yang telah diberikan ibu kepada kita, ibu tak akan pernah meminta balasan. Salah satu cara yang bisa kita lakukan untuk mengungkapkan rasa terima kasih kepada ibu yaitu dengan memberi puisi. Nah, pada ulasan kali ini akan dibahas mengenai beberapa puisi karangan beberapa tokoh. Berikut ini ulasannya.
Puisi Singkat Untuk Ibu Tersayang
Doaku Menyertaimu
Ibu,
Engkau merupakan cerminku
Setiap kata-katamu menggema di telingaku
Engkau bagaikan sinar rindu yang tak pernah tergantikan
Karena engkau hanya satu Bu,
*****
Tak pernah terbayangkan
Bagaimana aku bisa berjalan
Bagaimana aku bisa tersenyum
Aku adalah kau Ibu
*****
Impianku bisa terwujud berkatmu Bu,
Harapanku kau lukis dan kau ikat erat dengan simpul kasih sayang
Karenamu, aku begitu kuat
*****
Ibu,
Kau memberiku jalan yang luas dan panjang
Kini kuberikan jalan untukmu menuju surga
Karena semua ajaranmu dan semua cintamu
*****
Kau penguatku satu-satunya
Aku tak mampu berkata-kata
Rasa syukur ini,
Setiap waktu, kau habiskan bersamaku
*****
Kau menuntunku dengan peluk dan cintamu
Kau membangunkanku dengan bijaksanamu
*****
Cintamu tak pernah surut dimakan waktu
Kau selalu menggenggam tanganku ketika aku lemah
Agar aku kuat menjalani hidup
*****
Terimakasih bu,
Kau selalu menataku
Mengarungi waktu demi waktu
Kau selalu terjaga
Hingga sampai kini
*****
Puisi Ibu Sedih
Mata Air Cinta
Oleh Boby Julianto Siallagan
Ibu…
Memelukmu adalah kenyamananku
Melukis senyummu adalah keinginanku
Mencintaimu sudah tentu kewajibanku
*****
Namun terkadang
Melawanmu menjadi kebiasaanku
Bahkan ku menyiakanmu dan
Melupakanmu sebagai seorang ibu
Tanpa kusadari begitu teririsnya hatimu
*****
Harusnya aku menjadi pelindung
Bukan menjadi anak yang tak tahu untung
Harusnya aku menjadi anak yang penurut
Bukan menjadi anak yang banyak nuntut
*****
Aku masih sangat ingat
Ketika itu tak ada biaya untuk berangkat
Dari kampung menuju perkotaan yang padat
Waktu itu hujan begitu lebat
Kakimu kau paksa menapak
Hanya bermodal payung rusak
Ibu menjelajah rumah ke rumah dengan hati terisak
*****
Tak peduli petir menyambar
Ibu tetap berjalan dengan sabar
Meski tubuhmu sudah gemetar
Ibu masih mengetuk pintu warga sekitar
*****
Terimakasih sang pencipta
Kau beri aku seorang wanita tangguh
Yang selalu mengusap air mata
Ketika ku dilanda derita
Yang punya hati sebening permata
Dan yang menjadi mata air cinta
*****
Puisi Ibu Karya Gus Mus
Puisi Ibu
Ibu…
Kaulah gua teduh
Tempatku bertapa bersamamu
Sekian lama
Kaulah kawah,
Dimana aku meluncur dengan perkasa
*****
Kaulah bumi
Yang bergelar lembut bagiku
Melepas lelah dan nestapa
Gunung yang menjaga mimpiku
Siang dan malam
Air mata yang tak hentinya mengalir
Membasahi dahagaku
Telaga tempatku bermain, berenang, dan menyelam
*****
Kaulah ibu, laut, dan langit
Yang menjaga lurus horisonku
Kaulah ibu, mentari, dan rembulan
Yang mengawal perjalananku mencari jejak surga di telapak kakimu
*****
(Tuhan…
Aku bersaksi
Ibuku telah melaksanakan amanah-Mu
Menyampaikan kasih sayang-Mu
Maka kasihilah ibuku
Seperti Engkau mengasihi kekasih-kekasih-Mu
Amin)
*****
Puisi Ibu Karya Zawawi Imron
Puisi Ibu
Kalau aku merantau
Lalu datang musim kemarau
Sumur-sumur kering
Daunan pun gugur bersama reranting
Hanya air matamu ibu
Yang tetap lancar mengalir
*****
Bila aku merantau
Sedap kopyor susumu dan ronta kenakalanku
Di hati ada mayang siwalan memutihkan sari-sari kerinduan
Lantaran hutangku padamu tak kuasa ku bayar
*****
Ibu adalah gua pertapaanku
Ibulah yang meletakkan aku di sini
Saat bunga kembang menyerbak bau sayang
Ibu menunjuk ke langit, kemudian ke bumi
Akupun mengangguk meski kurang mengerti
*****
Bila kasihmu ibarat samudera
Sempit lautan teduh
Tempatku mandi, mencuci lumut pada diri
Tempatku berlayar, menebar pukat dan melembar sauh
Lokan-lokan, mutiara dan kembang lau semua bagiku
*****
Kalau aku ikut ujian lalu ditanya tentang pahlawan
Namamu, Ibu, yang kan kusebut paling dahulu
Lantaran aku tahu
Engkau ibu dan aku anakmu
*****
Bila aku berlayar lalu datang angina sakal
Tuhan yang ibu tunjukkan telah kukenal
Ibulah itu bidadari yang berselendang bianglala
Sesekali datang padaku
Menyuruhku menulis langit biru dengan sajakku.
*****
Puisi Ibu Anak SD
Ibuku Baik Sekali
Hari ini hari senin
Pagi-pagi sekali
Aku sudah dibangunkan ibu
*****
Sambil tersenyum
Ibu menyuruhku untuk segera mandi
Setelah mandi
*****
Ibu sudah menyiapkan
Baju
Sepatu
Tas
Topi
Dan tempat minum
Ibuku sangat perhatian padaku
*****
Puisi Ibu Ceria
Terlihat wajah berseri nan senyum tulusmu
Terasa untukku tak pernah berhenti doamu
Tercipta kasih sayang tulusmu
Takkan terganti oleh siapapun itu
*****
Kau perempuan terhebat bagiku
Kau adalah segalanya bagiku
Di kala bahagia dan sedihku
Selalu kurasa harap dan doamu
*****
Tiada engkau mengeluh
Tiada engkau kecewa
Tiada engkau lelah
Tiada engkau berkeluh kesah
*****
Cerita tentangku bersamamu kan ku kenang selalu
Senantiasa engkau ku doakan selama hidupku
Wahai engkau perempuan mulia nan terhebatku
Ibu….
*****
Adalah manusia yang tangguh
Wanita yang membawa ku pada pada dunia
Membawa pada ceriaku
Lalu pada tawaku
*****
Belai kasihnya begitu lembut
Nasehatnya yang tak berakar dalam kalbu
Tatapan wajahnya yang menduhkan
Menjadi alasanku tuk rindu selalu
*****
Senyum bahagiaku menjadi bahagianya
Bahagianya cukup sederhana
Aku tumbuh sehat dan ceria
Aku menjadi orang baik dan berguna
*****
Puisi Ibu Tercinta
Sajak untuk Ibuku
Sajak-sajak terbingkai indah
Kata-kata terurai sejuk
Menghiasi jendela kehidupan
Menyemai kehidupan manusia
*****
Waktu berjalan menghunus raga
Hingga tua pun menghampiri
Dan kerentaanmu mulai ada
Ibu
*****
Senja ini begitu cepat
Hingga kulit keriputmu mulai terasa
Kau mulai tertatih berjalan
Kelelahanmu terdengar
Ibu
*****
Keringat merah kini mulai tampak
Kau peras dengan tangan yang renta
Aku adalah anakmu
*****
Terseok-seok menahan kehidupan
Darma-darma mulai menghias
Aku adalah anakmu
*****
Lara yang gempita mulai menindih
Ringkihan itu mulai terdengar
Mata mulai menutup
Dengan badan yang kaku
Ibu
*****
Maaf tiada tara tuk membalas
Hanya doa yang terapal
Mengiring menuju cahaya Illahi
Kau
*****
Puisi Ibu Bahasa Inggris
A Mother’s Heart
If you want to cry, cry
You can’t stand it
Just say what is in your heart
But remember, always smile
Your smile,
So soft
You show your sincerity
Without knowing words
Also your life goes hard
You always hide quietly
From the tightness of my actions
You still show your gentleness
Ma’am
Prayer always ships
With second hand media
You ask Him
Ma’am
Always smile your smile
My heart trembles
Be calm
*****
You can see your sincere smile and radiant face
Feels for me never stop your prayer
Created your sincere affection
It won’t be replaced by anyone
You’re the greatest woman for me
You are everything to me
When I’m happy and sad
Always I hope and pray
You don’t complain
You are not disappointed
You are not tired
You don’t complain
The story of me with you, I always remember
I always pray for all my life
O you my greatest noble woman
Mother….
Is a tough human
The woman who brought me to the world
Bring on my cherry
Then at my laugh
His love is so gentle
His advice is not rooted in heart
His gaze was steady
It’s my reason to miss always
My happy smile is happy
It’s quite simple
I grow up healthy and cheerful
I am a good and useful person
*****
Puisi Ibu 4 Bait
Engkau malaikat hidupku
Kau cahaya diriku
Kau teman dekatku
*****
Ibu ku menghormatimu
Kau begitu peduli padaku
Yang telah melahirkanku
Yang sudah merawatku
*****
Ibuku tercinta
Jasamu tak akan kuhilangkan
Kasih sayangmu selalu ku ingat
Pengorbananmu selalu kukenang
*****
Ibu..
Terima kasih atas jasamu
Dari dulu hingga kini ku telah dewasa
Terima kasih ibu
*****
Puisi Ibu 3 Bait
ibu
Ibu…
Kau lah yang melahirkanku
Kau juga yang mendidikku
Dengan jerih payahmu..
Ibu..
Berjuta juta kasih sayang..
Kau berikan kepadaku
Dengan penuh keikhklasan
Ibu..
Kaulah cahaya pelitaku
Tanpamu…
*****
Puisi Ibu 2 Bait
Ibu
Ibu,
Kau telah melahirkanku, menyusuiku
Membesarkanku hingga dewasa
Memberikan kebahagiaan yang tiada taranya
*****
Kau tak pernah lelah merawatku
Kau adalah penenang hatiku
Aku kan terus berusaha untukmu, ibu
Agar kau tetap hidup damai dan sejahtera
*****
Puisi Ibuku
Ibuku Sayang
Oh.. ibuku sayang
Betapa besar jasamu
Melahirkan dan merawatku
Menyayangiku dengan sepenuh hati
*****
Laksana mentari
Yang menyinari bumi
Memberi harapan
Dan kehangatan
*****
Oh.. ibuku sayang
Tak akan mampu aku membalas
Setiap tetes air matamu
Setiap tetes keringatmu
Dan setiap pengorbananmu
Yang kau berikan padaku
*****
Oh.. ibuku sayang
Hanya doa yang aku persembahkan
Semoga tuhan menyayangimu
Melindungimu dengan rahmatnya
Seperti engkau melindungiku
*****
Puisi Ibu Menyentuh Hati
Meskipun Nyawa Taruhannya
Aku terdiam di sini, yang aku tahu aku di temani ari-ari
Ku sering menendang-nendang bahkan seperti ingin berlari
Aku sering mendengar ia menangis kesakitan
Ini akibat tingkah ku yang tak beraturan
Aku besar, sehingga perutnya seperti tak mampu menopangku
Terkadang aku manja, sehingga membuat ia lelah itu karenaku
*****
Aku selalu membuat jam tidurnya tidak nyenyak
Sehingga ia terbangun dan selalu beranjak
Meskipun aku sering merepotkan
Ia selalu menyentuh ku dengan kelembutan
Setiap pagi aku selalu di do’akan
Supaya menjadi anak yang sopan dan dermawan
Rasanya aku tersentuh, dan aku ingin bertemu dengan bulan ke Sembilan
Dan akhirnya aku lahir di dunia
Siapa lagi yang berperan, jika bukan dia
Dia seorang yang berjuang tiada tara
*****
Ia mengeluarkan semua tenaganya
Hanya ingin membuat aku keluar dari perutnya
Ia menangis kesakitan, namun ia seperti tidak merasakannya
Ku lihat keringat membasahi seluruh dahinya
Ia tersenyum ketika aku berhasil dikeluarkannya
*****
Tuhan, ia baik sekali dan sangat berjasa
Taruhan nyawa ia korbankan
Hanya untuk aku yang ia lahirkan
*****
Puisi Ibu Pendek
Ibu Temani Aku
Saat mata terpejam dan langkah terhenti
Seorang hanya terpatri dan terdiam
Permaisuri dari kayangan itu tersenyum di sana
Kemudian berkata ayo kuatkan pundakmu
Percepat langkahmu
Kamu pasti bisa nak
*****
Suara yang begitu merdu
Laksana sejuk embun pagi
Sosokmu sungguh bijaksana ibu
Langkahku terseok engkau yang menguatkan
Tak tau mengapa pandangan ini beralih tajam
Kembali kuat ingin terus berjuang
*****
Tanpa aku sadari nasehat dan kasih terus membersamai
Bersama angin tersejukkan akan suasana ini
Pada sujud itu terselip doa-doa ibu mengiringi
Beralih pandangan ombak berderu kencang
Hingga menabrak karang dilautan
Namun diriku tetap bertahan
Langkah tetap terkokohkan
*****
Kau tau mengapa
Karena nasehat ibu yang ku jalani
Karena perintah ibu yang ku taati
Ibu temani aku sampai nanti
*****
Puisi Ibu Tersayang
Kasih Sayang Ibu
Berbicara tentang cinta
Suatu rasa yang tercurah penuh kasih sayang
Dibalut dengan lembut perhatian
Melambai daun tak terpisahkan
*****
Ibu engkau memberi kasih sayang itu seluas lautan
Tidak ada yang membedakan
Seperti halnya gelombang transversal dan longitudinal
Kasih sayangmu bagai getaran yang diselaraskan
*****
Cintamu tak pernah engkau batasi ibu
Saatku terjatuh dari peraduan
Gaya gravitasi seakan mengikuti
Seolah engkau membersamaiku wahai ibu
*****
Terimakasih ibu
Engkau telah memberi momentum indah hidup ini
Penuh usaha dan menguras energimu
Hingga menghasilkan resonansi bunyi yang merdu
*****
Puisi Ibu Lengkap
Senja Menyapa
Ibu,
Sekarang kau nampak tua
Wajah yang dulunya merona
Kini menjadi keriput tersemai oleh asa
Pancaran sinar berada pada senja
*****
Tubuh kuatmu sekarang menjadi lemah
Meronta-ronta seakan ingin menutupi
Ingin lebih dekat membuka selimut hati
Melindungi ibu dari kegelapan malam
*****
Berderai air mata ini
Bersama bayangan semu masa lalu
Penuh kasih sayang ibu membesarkanku
Tiada intan permata penanding kilaunya
*****
Saat engkau tertidur pulas di ranjang tua itu
Ku singkapkan selimut untuk melindungimu
Aku tahu dingin sangat menusuk tubuh ibu
Aku ingin disampingmu
Menemani ibu dalam malam yang mencekam
*****
Aku pandangi wajah sosok ibu yang mulia
Matanya terpejam manja
Bibirnya memancarkan senyum
Membuka kuncup bunga di taman surga
*****
Ya Rabb
Aku bangga dengan ibu
Aku bahagia telah bersamanya
Akan ku simpan indah prasasti sejarah itu
Hingga mata ini terlelap sampai surga
*****
Puisi Ibu Hebat
Sajak Haru Ibu
Pagi itu indah menyapa
Mentari seolah mengikuti langkah kecil ini
Menapak kaki dan pandang mata ke sana
Terlihat surau berskala kecil
*****
Saat ku datangi nampak seorang ibu tua
Ia berjalan tertatih-tatih
Matanya sayup sebab usia
Seakan nahkoda tak mampu lagi mengendalikan kapal
*****
Ibu tua itu merana
Permaisuri yang dulu ia rawat entah ke mana
Atau ia sudah berhiaskan dengan tahta di sana
Kemerlap dunia itu melawan masa
Hingga tak mampu lagi permaisuri bersua
*****
Puisi Ibu Menyentuh Hati
Saat ku menutup mata
Saat ku menutup mata bunda
Aku tak ingin mata itu melihat ku dengan penuh air
Saat ku menutup mata bunda
Aku tak ingin hati itu seakan tergores
Saat ku menutup mata bunda
Aku ingin bibir itu tersenyum
Aku tidak ingin engkau terluka
*****
Bunda
Mungkin ini adalah lihatan yang sangat bagimu
Tapi aku tak ingin melihat dengan seakan tak sanggup melepaskanku
*****
Bunda
Aku hanya ingin engkau merelakanku
Dan mengantar kan aku pulang ke rumahku dengan senyum
Saat ku menutup mata bunda
Aku ingin kau tau bahwaku
Menyayangimu
Bahwa aku
Mencintaimu
Aku bahagia bisa jadi anakmu
*****
Puisi Ibu Ciptaan W.S Rendra
Jangan Takut Ibu
Matahari musti terbit
Matahari musti terbenam
Melewati hari-hari fana
Ada kanker payudara, ada encok, pun ada uban
*****
Ada gubernur sarapan bangkai buruh pabrik
Bupati mengunyah aspal
Anak-anak sekolah dijadikan bonsai
Jangan takut, Ibu!
Kita harus bertahan
Karena ketakutan, meningkatkan penindasan
*****
Manusia musti lahir
Manusia musti mati
Diantara kelahiran dan kematian
Bom atom dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki
Serdadu-serdadu Jepang memenggal patriot kepala Asia
Ku Klux Klan membakar gereja orang Negro
*****
Begitupun teroris Amerika meledakkan bom di Oklahoma
Memanggang ibu-ibu, bayi-bayi, pun orang tua
Di Miami dirampok dan dibunuh pula turis Eropa
Serdadu Inggris membantai para pemuda di Irlandia
Orang Irlandia meledakkan bom London yang tentu taka man
*****
Jangan takut, Ibu!
Jangan mau diancam, jangan mau digertak
Penjajahan akan semakin meningkat karena ketakutan
*****
Sungai waktu telah menghanyutkan keluh-kesah mimpi yang merangas
Keringat bumi penyangga peradaban insan
Kini menjadi mercury
Tapi, Ibu jangan takut!
Bulan bagai alis mata terbit di ulu hati
*****
Rasi galaksi Bima Sakti berzikir di dahi
Aku cium tanganmu, Ibu
Rahim dan susumu adalah persemaian harapan
Kekuatan ajaib insan
Dari zaman ke zaman
*****
Puisi Ibu Indah
Kehebatanmu Ibu
oleh Rifka Nurul Aulia
Ketika ku tak bisa berjalan
Ketika ku tidak bisa berbicara
Manusia pertama kali yang menemanimu adalah ibu
Yang selalu ada disaat kau Sedih,senang,dan susah
ketika kamu mulai membesar
Kau bisa memahami hidup
Betapa sulitnya dulu waktu ibumu melahirkanmu
Keringat bercucuran mulai jatuh
Dan disaat ibumu melahirkanmu, ayahmu selalu menemani Ibu
Dan ayahmu berkata “Yang kuat “
Bayangkan dan bayangkan sekarang kau tumbuh menjadi makhluk normal
Masih banyak seorang ibu yang ingin melahirkan anaknya normal
Tapi ada seorang ibu yang harus mendapat kan ujian anak yang tidak normal
Sebagai manusia sosial kita harus saling bantu dan tolong menolong
Maka,Kita harus berterimakasih ke Ibu karena 9 bulan dia mengandung
Tiada letih yang dirasakannya
Maka sekarang kita harus balas budi kepada ibu
Ibu I you
You are my everything
because you’re forever in my heart mother.
Thanks you allah and Thanks Mother
Selamanya kau selalu di hatiku
*****
Puisi Ibu Oleh Khalil Gibran
Syair Tentang Ibu – Kahlil Gibran
Ibu adalah kata paling sejuk yang di lantunkan oleh bibir-bibir manusia
Dan “ibuku” adalah sebutan paling indah
Kata yang harum semerbak penuh Cinta dan impian,
Manis dan syahdu memancar dari jiwa
*****
Ibu adalah segalanya
Ibu adalah penguat disaat kita lara,
Impian kita dalam rengsa, rujukan kita di kala nista
*****
Ibu adalah mata air Cinta, penuh kemuliaan, kebahagiaan dan toleransi
Kehilangan ibu, ia akan kehilangan sehelai jiwa suci yang selalu merestui
*****
Alam semesta selalu berbincang dalam bahasa Ibu
Matahari adalah Ibu Bumi yang selalu menyusuinya melalui panasnya
Matahari tak akan pernah meninggalkan bumi,
Tembang beburungan dan sesungaian yang syahdu
*****
Bumi adalah Ibu pepohonan,
Bumi menumbuhkan, menjaga dan membesarkan tanpa balasan
Pepohonan adalah Ibu yang tulus memelihara bebuahan
Ibu merupakan jiwa keabadian bagi semua wujud
Penuh Cinta dan kedamaian yang abadi
*****
Puisi Ibu Oleh Cak Nun
Doa Ibu Tak Pernah Ganti
Ibu, engkau duduk di hadapanku
Ibu tak bisa mati dalam hidupku
Sampai larut malam usiaku
*****
Nanti, Ibu memanggang cintaku
Pandangan mata Ibu tak menagih apapun
Tapi aku akan menyicil bayaran demi bayaran
Dalam perdagangan dengan Tuhan yang aneh
*****
Doamu tak pernah tergantikan, Bu
“Allah perkenankan dan kurung anakku dalam ijaah-Mu untuk membela kaum fakir miskin, Allah istaqim aladi, tegakkan kaki anakku. Allah nawwir qalbuhu,cahayai hati anakku. Allah pelihara iman anakku. Isikan tawakkal dan sabar di dada anakku.
Allah penjaga waktu dan ruang, Allah pengangon hari dan malam
Alladzi la tudrikuhul-abshar wa huwa yudrikul abshar
Allah yang tak terlihat, yang melihat, yang menyediakan segala hal tak terduga, Amiiin.”
*****
Doa Ibu mengangkat tanganku untuk menampar mukaku yang hina
Doa Ibu lugu dan sungguh-sungguh
Ibu tak tahu slogan, dan manusia tak bisa menyelenggarakan pameran apapun di hadapan Tuhan
Doa Ibu, memantulkan hidup ibu
Kata-kata ibu, memproyeksikan keringat Ibu
*****
Ibu duduk di hadapanku.
Desa kita dan dunia berkecamuk di antara kita
Air muka Ibu selalu bertanya,
Apakah anak-anak Ibu bukan beberapa lembar daun kering yang melayang-layang ditiup angin A
Anak-anak Ibu harus menjawab
Namun, anak-anak Ibu belum makin mampu untuk menjawab.
*****
Puisi Ibu Oleh Wiji Tukul
Pesan Sang Ibu
Ketika aku menyarungkan pedang dan bersimpuh di atas pangkuan ibu
Rasa kerinduanku pada sang ibu tumpah seketika
*****
Tangannya yang halus mulus membelai kepalaku penuh kasih sayang
Seketika seluruh jiwa ragaku bergetar hebat
Namun, seluruh api semangat juangku musnah
*****
Namun ibu berkata padaku,
Anakku sayang, apabila kaki sudah melangkah di tengah padang,
Tancapkanlah kakimu sedalam-dalamnya,
*****
Tetaplah terus bergumam
Karena gumam merupakan mantra dari dewa-dewa yang mengandung ribuan makna
Apabila, gumam sudah menyatu dengan jiwa raga, akan menjadi teriakan-teriakan
Gumam akan berubah menjadi gelombang salju yang besar dan mampu merobohkan istana yang penuh kepalsuan
*****
Gedung-gedung yang dihuni kaum munafik ini
Anakku, tatanan negeri ini sudah hancur
Sang penguasa negeri ini telah menghancurkannya
Mereka hanya bisa bersolek di depan kaca dan membiarkan punggungnya penuh noda
Penuh lendir hitam yang baunya menyebar kemana-mana
*****
Kemaluannya selalu mereka semprot dengan parfum luar negeri
Didalam penuh dengan bakteri, sedangkan di luar berbau wangi
*****
Dan hebatnya,
Dia pandai bermain akrobatik
Tubuhnya mampu dilipat-lipat seenaknya
Sehingga pantat dan kemaluannya sendiri bisa dijilat-jilat
*****
Anakku, ketika pedang sudah kau cabut
Janganlah bicara soal menang dan kalah, jangan pernah surut
Karena menang dan kalah hanya sebatas mimpi
Mimpi muncul dari sebuah keinginan
Sedangkan keinginan hanyalah khayalan
Mimpi hanya akan melahirkan, harta dan kekuasaan semata
Sedangkan harta dan kekuasaan hanyalah balon-balon sabun yang hanya bisa terbang di udara
*****
Anakku, jangan menyerah, asahlah pedang
Ajaklah mereka bertarung di tengah padang untuk mendapatkan keadilan
Tusukkan pedangmu di tengah-tengah selangkangan penguasa itu
Biarlah darah tertumpah di negeri tercinta ini,
Satukan gumammu menjadi revolusi
*****
Puisi Ibu dan Ayah
Untuk Kalian Berdua oleh Heru Cakiel
Cintamu,
Kasihmu,
Kau berikan padaku
Tulangmu,
Keringatmu,
Kau berikan padaku
*****
Meski lelah, kau tetap tersenyum
Meski aku sering berbuat salah
Kau tetap memberikan senyum dan cinta
Tak pernah sedikitpun meminta balasan
Aku tahu,
Semua itu agar aku bahagia
Kau adalah cahaya
Kau adalah pelita
Kau adalah penuntun jalanku
Maaf,
Jika aku belum bisa membalas
Semua pemberianmu untukku
Tapi aku janji,
Doaku selalu menyertaimu
Agar kau bahagia menjalani masa tua
Agar kau selalu tersenyum
Meskipun tak sebesar apa yang kau beri padaku
*****
Itulah beberapa puisi ibu dengan berbagai tema. Ibu memang segalanya dan tak tergantikan. Pengorbanan ibu tak akan pernah terbayarkan. Maka dari itu, ungkapkan rasa terima kasih kepada ibu dengan memberikan puisi-puisi terindah dan beliau akan mengenangnya. Semoga kumpulan puisi ini bermanfaat.