Perang Badar: Latar Belakang, Dampak Hingga Kemenangan Umat Muslim

Sudah pernah mendengar tentang Perang Badar? Namun tahukah Anda apa makna dari Badar itu sendiri? Ternyata, Badar merupakan suatu tempat yang terletak diantara Mekah dan Madinah. Tempat ini biasanya digunakan sebagai pemberhentian dan perlintasan kendaraan.

Baik lintasan yang menuju Madinah maupun lintasan yang menuju Mekah. Jarak dari tempat ini ke Madinah sekitar 180 km. Orang zaman dahulu saat melakukan perjalanan dari Jarak di pantai Laut Merah hingga sampai ke Madinah dibutuhkan waktu satu malam.

Nah, di tempat inilah terjadi Perang Badar, perang yang sangat besar untuk pertama kalinya pada zaman Rasulullah SAW. Berikut garis besar Perang Badar. Pertempuran ini terjadi pada 17 Ramadhan 2 H atau setara dengan 13 Maret 624. Kaum muslim mengirim pasukan untuk mengikuti perang 313 orang.

Sedangkan pihak lawan atau orang Quraisy mengirimkan 1000 pasukan. Setelah 2 jam lamanya untuk bertempur melawan Quraisy, kaum muslim pun mampu menghancurkan barisan pertama pertahanan pasukan lawan. Hingga pasukan lawan mundur dalam kekacauan.

Awalnya sebelum perang terjadi, penduduk Mekah dengan kaum muslim terlibat konflik bersenjata dengan skala yang kecil. Konflik tersebut terjadi pada akhir tahun 632 hingga awal tahun 624. Lama kelamaan konflik skala kecil tersebut semakin menjadi-jadi.

Meski demikian, Perang Badar merupakan pertempuran pertama pasukan muslim melawan pasukan kafir dari Mekah. Pada saat itu, Nabi Muhammad dengan pasukan yang dipimpinnya sedang melakukan tugasnya untuk mencegat para kafilah Quraisy yang baru pulang dari Syam.

Muhammad dikejutkan oleh pasukan Quraisy yang jumlahnya jauh lebih banyak dari pasukan yang dipimpinnya. Namun, dengan sigap pasukan Nabi langsung menyerang pasukan lawan. Tanpa menghabiskan waktu yang lama, pasukan Nabi pun bisa menghancurkan benteng lawan.

Bahkan sampai menewaskan beberapa orang penting dari suku Quraisy. Orang yang tewas tersebut ternyata pemimpin suku Quraisy yang bernama Abu Jahal alias Amr bin Hisyam.

Bagi kaum muslim kala itu, perang ini sangatlah berarti karena dengan adanya pertempuran ini bisa membuktikan bahwa kaum muslim bisa melawan musuh. Hingga mengalahkan musuh mereka.

Kala itu, keadaan Mekah sedang berjaya. Di sana merupakan kota terkaya dan terkuat di Arabia pada zaman Jahiliyah. Dengan adanya kemenangan kaum muslim ini, juga bisa untuk memperlihatkan kepada para orang arab bahwa kekuatan baru telah bangkit. Serta bisa memperkokoh Muhammad SAW sebagai pemimpin kota Madinah.

Kota yang terkenal dengan banyak sekali pertikaian ini sangat layak dipimpin oleh Muhammad. Sebab, dengan ketegasan dan kewibawaan beliau bisa meredakan pertikaian yang terjadi. Setelah adanya kejadian tersebut banyak suku arab yang mulai memeluk agama Islam.

Selain itu, ada sekelompok orang yang membangun persekutuan kaum muslim di Madinah. Dengan demikian eksistensi agama Islam dimulai. Nah, itulah Perang Badar jika dijelaskan secara garis besar nya. Ingin tahu  mengenai kisah lengkap Perang Badar?

Yuk simak berikut ini kisah lengkapnya mulai dari latar belakang perang tersebut hingga kemenangan yang dicapai oleh kaum muslim berkat kepemimpinan Rasulullah dan pertolongan dari Allah.

Latar Belakang Perang Badar

latar belakang perang badar
kumbanews.com

Pada awal terjadinya pertempuran ini, daerah Arab dihuni oleh beberapa suku. Seperti suku Badui, bangsa Nomad dan lain-lain. Bangsa Nomad ini terdiri dari para penggembala yang memiliki berbagai suku, serta beberapa suku petani yang tinggalnya di daerah Oasis. Daerah ini saat ini dikenal dengan Yaman dan Oman.

Pada zaman dahulu sebelum Islam datang, bangsa Arab ini menganut kepercayaan politeisme. Selain itu, tidak sedikit juga dari beberapa masyarakat Arab yang menganut agama Kristen, Yahudi paham Nestorian dan Zoroastrianisme.

Mengenal Nabi Muhammad SAW

mengenal nabi muhammad saw
www.romadecade.org

Muhammad lahir di Mekah, terlahir dari keluarga Bani Hasyim Suku Quraisy pada tahun 570. Pada umurnya yang ke 40 tahun, beliau mendapatkan wahyu dari Allah. Kala itu, Beliau sedang menyendiri di suatu gua yaitu gua Hira. Setelah mendapatkan wahyu, beliau pun mulai berdakwah tentang agama Islam.

Awalnya, Muhammad berdakwah hanya dengan keluarganya saja. Namun, lama kelamaan beliau pun berdakwah di depan umum. Dakwahnya pun tidak semulus yang diperkirakan, ada yang menolak, menghina bahkan melecehkan nya dan ada juga yang menerimanya dengan baik.

Hingga banyak orang yang mau menganut agama Islam ini. Setelah Muhammad SAW memiliki banyak pengikut, dari situlah beliau beserta pengikutnya melakukan hijrah ke Madinah. Hal ini merupakan awal bagi Muhammad menjadi seorang pemimpin suatu kelompok dan agama.

Setelah Nabi hijrah, ketegangan dari kelompok Mekah dan Madinah pun semakin memuncak. Hal itu, menyebabkan pertikaian terjadi antara kedua kelompok tersebut. Pertikaian ini terjadi pada tahun 623 dimana kaum muslim memulai serangannya kepada kaum Quraisy Mekah.

Meski sebagian kaum muslim berasal dari kaum Quraisy, namun kaum muslim tetap bersikap adil dan akan merebut kembali hak nya yang sudah dirampas. Selain harta benda, kaum Quraisy Mekah juga mengasingkan sebagian kaumnya yang memeluk agama Islam.

Kaum Quraisy Mekah melakukan hal ini karena mereka memiliki pandangan lain terhadap kaum muslim. Mereka menganggap kaum muslim sebagai penjahat dan ancaman terhadap kewibawaan dan lingkungannya. Pada akhir tahun 623 hingga awal tahun 624 penyerangan ini semakin sering terjadi dimana-mana.

Kemudian Muhammad memimpin langsung 200 pasukan muslim untuk melawan penyerangan tersebut. Namun, serangan tersebut tidak kunjung berhenti juga. Kaum Quraisy Mekah terus melawan balik serangan dari Muhammad SAW. Meskipun tujuan dari serangan itu hanya untuk mengambil hewan ternak para kaum muslim.

Setelah itu, kaum muslim menyerang salah satu komplotan dari kaum kafir tersebut, hingga menewaskan seorang penjaganya. Nah, dari situlah dendam timbul hingga menyebabkan perang besar yang dinamakan dengan Perang Badar.

Terjadi Pertempuran

terjadi pertempuran
www.merdeka.com

Pada tahun 624 saat musim semi, Nabi Muhammad mendapatkan informasi dari mata-matanya. Bahwa suatu kelompok pedagang lah yang membawa harta yang paling banyak ada saat itu. Mereka dipimpin oleh Abu Sufyan dan dijaga oleh para pengawalnya yang berjumlah kira-kira 40 orang.

Mereka sedang melakukan perjalanan dari suriah menuju Mekah. Mengingat kegagalan yang dulu telah terjadi saat akan menghadang kafilah dagang tersebut, Muhammad pun segera mengumpulkan pasukannya. Sebanyak lebih dari 300  pasukan dikumpulkan Muhammad untuk menghadang kafilah dagang yang akan tiba di Mekah.

Pasukan ini merupakan pasukan muslim pertama terbanyak yang pernah diterjunkan langsung ke medan perang.

Kisah Pergerakan Menuju Badar

kisah pergerakan menuju badar
palembang.tribunnews.com

Pada saat akan menuju perang, Muhammad memimpin pasukannya sendiri dengan membawa pamannya yaitu Hamzah. Serta membawa para calon khalifah di masa depan yaitu Abu Bakar ash-sidiq, Umar bin Khattab dan Ali bin Abi Thalib. Kaum yang dipimpinnya tersebut juga membawa kendaraan berupa 70 unta dan 3 kuda.

Hal ini berarti pada satu unta ada 3 sampai 4 orang yang menaikinya atau bisa juga sebagian orang berjalan menuju medan perang. Namun, di dalam Al Quran saat itu tidak ada indikasi bahwa akan terjadi peperangan yang besar dan calon khalifah ketiga juga tidak ikut serta dalam perang tersebut.

Hal ini disebabkan karena istri dari Utsman bin Affan sedang sakit keras. Ketika para kafilah dagang tersebut akan mendekati Madinah, Abu Sufyan telah mendengar rencana dari Muhammad. Oleh karena itu, ia langsung mengirim utusannya yang bernama Damdam untuk mengumpulkan bala bantuan dari para Quraisy Mekah, hingga berhasil mendapatkan sebanyak 1000 pasukan.

Hal tersebut dilakukan agar para pedagang yang membawa hartanya aman dari serangan. Ada beberapa bangsawan dari kaum Quraisy pun ikut mendampingi pasukan tersebut. Bangsawan yang ikut diantaranya adalah Amr bin Hisyam, Walid bin Utbah, Syaibah bin Rabi’ah dan Umayah bin Khalaf.

Alasan para bangsawan tersebut ingin ikut perang pun berbeda-beda. Ada beberapa yang ingin menjaga harta para pedagang karena menganggap bahwa ada sebagian dari harta tersebut adalah haknya. Ada juga yang beralasan karena balas dendam atas Ibnu Al-Hadrami, ia merupakan seorang penjaga yang tewas karena serangan dari Muhammad kala itu.

Serta sebagian lagi beralasan karena ingin mendapat kemenangan atas kaum muslim. Pada saat Muhammad sudah mendekati tempat penyergapan yang direncanakan tersebut, Beliau memutuskan untuk bersiap sejenak di Sumur Badar. Dimana tempat ini merupakan salah satu tempat bersinggah para kafilah dagang yang sedang dalam rute perjalanan menuju Suriah.

Namun, beberapa pengintai mengetahui rencana kaum muslim, sehingga Abu Sufyan pun langsung membelokkan para kafilah pedagang menuju arah Yanbu.  Tidak lama kemudian, pergerakan Abu Sufyan tersebut terdengar oleh Muhammad. Sebelum sampai ke Badar, beliau segera mengadakan rapat dewan peperangan.

Dalam rapat tersebut ada beberapa orang yang beradu argumen. Berdasarkan piagam Madinah, tercantum pasal yang menerangkan bahwa mereka bisa menolak berperang dan meninggalkan pasukannya. Namun demikian, berdasarkan tradisi Islam telah dinyatakan bahwa mereka berjanji untuk berperang.

Sa’a bin Ubaidah yang merupakan bagian dari kaum Anshar pun berkata kepada Muhammad “Seandainya Engkau akan membawa kami ke laut itu, kemudian engkau mengarunginya niscaya kami akan mengikutimu”. Akan tetapi, beberapa kaum muslim masih ada yang mengharapkan untuk mundur dalam menghadapi peperangan yang akan terjadi tersebut.

Pada tanggal 11 Maret, pasukan Muhammad  tiba di Badar dan berhasil menangkap dua pengintai dari kaum kafir yang sedang membawa air. Saat ditanya oleh pasukan muslim ia berkata bukan dari kafilah dagang melainkan berasal dari bangsawan Quraisy Mekah.

Namun kaum muslim tidak mempercayainya dan menganggap mereka telah berbohong. Kemudian, mereka pun dipukuli oleh para kaum muslim hingga mereka mau mengakui bahwa mereka berasal dari kafilah dagang tersebut. Saat melihat kejadian ini, Rasulullah memerintahkan kaum muslim untuk berhenti memukulinya.

Sesaat kemudian, mereka pun mengaku bahwa mereka berasal dari kafilah dagang Mekah. Ketika pasukan muslim tiba dari arah timur yaitu lembah Yalyal. Muhammad pun memerintahkan para pasukannya untuk singgah di sumur pertama yang di temuinya.

Setelah beberapa saat salah seorang prajuritnya bisa meyakinkan Muhammad untuk berpindah ke arah timur agar dekat dengan pasukan Quraisy. Muhammad pun memerintahkan para pasukannya untuk menutupi semua sumur dengan batu hingga hanya satu sumur saja yang tidak ditutup.

Hal ini dilakukan agar pada sumur tersebut mereka berpapasan. Nah, saat pasukan lawan tiba mereka sangat kebingungan karena ada beberapa dari pasukan lawan yang sudah balik ke arah Mekah.

Hari Dimana Peperangan Dimulai

hari dimana peperangan dimulai
tirto.id

Pada tanggal 13 Maret saat fajar tiba menjadi hari yang sangat bersejarah, karena pada saat inilah hari dimana peperangan besar terjadi.

Para pasukan Quraisy telah membongkar kemahnya dan menuju lembah Badar. Saat dalam perjalanan dalam lembah badar mereka beristirahat sejenak dan mendirikan tenda di bawah bukit Aqanqal.

Saat sedang beristirahat, mereka mengirimkan mata-matanya untuk mencari tahu tentang rencana Muhammad selanjutnya. Tak lama kemudian, mata-matanya pun memberi tahukah bahwa pasukan yang dibawa oleh Muhammad hanya sedikit bahkan tidak ada separuhnya dari pasukan yang dimilikinya.

Setelah mendengar tentang informasi tersebut, kaum Quraisy ini langsung melanjutkan perjalanannya. Setelah sampai di Badar, pertempuran ini pun dimulai. Diawali dengan majunya pemimpin kaum Quraisy untuk menyerang 3 orang Anshar.

Kemudian ada pasukan Mekah yang berteriak bahwa 3 orang tersebut harus mundur, karena mereka tidak ingin jika ada dendam lagi setelah pertempuran terjadi. Kemudian kaum muslim pun mengutus 3 orang yaitu Ali, Ubaidah bin al-Harits dan Hamzah.

Para pemimpin muslim berhasil menewaskan para pemimpin Quraisy dalam pertarungan 3 lawan 3 ini. Meskipun Ubaidah mendapatkan luka yang sangat parah dari pertempuran ini dan menyebabkan ia meninggal. Selanjutnya kedua pasukan melepaskan anak panahnya ke arah lawan.

Hal ini menyebabkan 2 orang dari pasukan muslim dan beberapa pasukan muslim tewas. Sebelum perang ini terjadi, Muhammad telah memerintahkan agar para pasukannya untuk melawan menggunakan senjata dari jarak yang jauh.

Para pasukan hanya boleh menggunakan senjata dari jarak dekat jika pasukan lawan sudah berjalan mendekatinya. Kemudian kaum muslim pun menyerbu pasukan Quraisy yang jumlahnya lebih banyak dengan melempari segenggam batu. Kaum Quraisy pun berlarian tanpa arah tujuan hingga banyak  pasukan yang mati.

Kemenangan pun kini berada di tangan kaum muslim. Meski kaum muslim memiliki jumlah pasukan yang lebih sedikit dari pasukan lawan, hal ini telah dijelaskan di Al-Qur’an.

Pada saat itu, ribuan malaikat turun dari Syurga untuk membinasakan para kaum Quraisy, sehingga kaum muslim pun bisa menang pada Perang Badar ini.

setelah memenangkan peperangan ini, kaum muslim banyak yang terluka parah hingga ada yang tewas karena luka perang tersebut.

Dampak Setelah Perang Badar

dampak setelah perang badar
sumbersejarah1.blogspot.com

Tentu ada beberapa dampak yang dirasakan setelah terjadinya perang besar tersebut. Pertama untuk kaum muslim dampaknya adalah Muhammad akhirnya menjadi satu-satunya pemimpin umat muslim kala itu.

Dampak selanjutnya dirasakan oleh kaum Quraisy yaitu setelah kematian Amr bin Hisyam salah satu tokoh Quraisy ini dijadikan sebagai pemimpin kaum Quraisy yaitu Abu Sufyan.

Nah, seperti itulah kisah Perang Badar yang melibatkan antara kaum muslim dengan kaum Quraisy. Pertempuran ini merupakan suatu perang pertama terbesar saat kepemimpinan Nabi Muhammad SAW. Hingga Akhirnya kemenangan diraih oleh umat muslim.

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.